KOMPAS.com - Tarian rakyat pada dasaranya adalah upacara adat, perayaan syukur atas suatu hal, seperti panen atau upacara-upacar ritual.
Hampir semua tari yanga da di Papua dalah tari upacara yang dianggap sakral. Tari Falabea merupakan salah satu tari tradisional Papua yang juga disebut dengan Tari Perang Papua.
Dalam jurnal Keunikan Acara Adat Bakar Batu dan Noken sebagai Daya Tarik Wisata Budaya Masyarakat di Papua (2018) karya Erina Elas, tari Perang adalah tari yang melambangkan kepahlawanan dan kegagahan rakyat Papua.
Tarian ini biasanya dibawakan oleh masyarakat pegunungan dan digelar ketika kepala suku memerintahkan untuk berperang.
Baca juga: Tari Suanggi, Tarian Bernuansa Magis dari Papua Barat
Tari perang merupakan tarian yang mampu mengobarkan semangat. tari perang termasuk dalam tarian grup atau kelompok yang menjadi tarian kolosal.
Pada zaman dahulu, Papua sering mengalami perang antar-suku. Tarian ini kemudian dilakukan untuk memberikan semangat dan membangkitkan keberanian para pasukan untuk berperang.
Seiring perkembangan zanam dan sudah tidak adanya perang suku, tarian ini kemudian sebagai tari pertunjukan atau penyambutan tamu-tamu yang datang ke Papua.
Dalam buku Mengenal Tarian dan Seni Papua (2010) oleh Dewi Nurhayati, tari Perang biasanya disebut juga tari Falabea. Pertunjukan tari ini umumnya dilakukan di tanah lapang pada petang atau malam hari.
Baca juga: Tari Bidu, Media Mencari Jodoh di NTT
Tari Falabea memiliki arti perang dan menggambarkan sifat kepahlawanan. Tari Falabea maupun tari Perang memiliki tiga susunan tari, yaitu:
Dalam tarian ini dilakukan gerak badan dan kaki. Formasi tari Falabea sudah mengalami perkembangan. Dari bentuk lingkaran menjadi bentuk garis lurus.
Dalam pertunjukan tari Perang, penari menggunakan busana tradisional daerah Papua. Busana terdiri dari rok dari akar dan daun-daun yang dipasang pada pinggang. Penari biasanya membawa senjata, seperti panah.
Sedangkan untuk aksesorinya, yakni kaling dari manik-manik, ikat kepala khas Papua, dan gelang yang terbuat dari bulu-bulu. Tidak lupa, badan dari penari biasanya di cat dengan motif khas Papua.
Baca juga: Tari Gareng Lameng, Ungkapan Syukur Masyarakat NTT
Tari Perang diiringi dengan alat musik tifa dan alat musik tiup dari kerang. Irama yang dimainkan adalah irama perang penuh semangat.
Lantunan lagu atau sorak-seoakan juga menggambarkan semangat pejuang sebelum masuk medan perang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.