Tarian tersebut diciptakan satu masa dengan tari Baksa lainnya, seperti Baksa Dadap, Baksa Lilin, Baksa Panah dan Baksa Tameng pada zaman Hindu sebelum Islam datang.
Baca juga: Organisme Heterotrof dan Jenis-jenisnya
Awalnya tarian klasik tersebut adalah tarian yang berada di lingkungan kerajaan. Kemudian di suatu waktu, kerajaan membuka akses kerajaan bagi masyarakat sehingga kebudayaan di kerajaan terbawa sampai ke masyarakat umum.
Baksa memiliki arti kelembutan. Jadi tarian Baksa kembang adalah bentuk kelembutan tuan rumah dalam menyambut tamu yang dihormati.
Tari Baksa Kembang diiringi oleh gamelan dengan irama lagu yang sudah baku yaitu lagu Ayakan dan Janklong atau Kambang Muni.
Ketika menari, penari Baksa Kembang memakai mahkota Gajah Gemuling yang ditatah kembang goyang, sepasang bogam ukuran kesil diletakkan pada mahkota, dan untaian kelapa muda bernama Halilipan.
Awalnya tarian tersebut dipertunjukkan untuk menghibur keluarga keraton dan menyambut tamu agung seperti raja atau pangeran.
Baca juga: Unsur Pendukung Pergelaran Tari
Namun, setelah tarian ini memasyarakat di Tanah Banjar, berfungsi untuk menyambut tamu pejabat-pejabat negara dalam perayaan hari-hari besar daerah atau nasional.
Disamping itu, tarian Baksa Kembang dipertunjukkan pada perayaan pengantin Banjar atau hajatan misalnya tuan rumah mengadakan selamatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.