Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istana Dalam Loka, Rumah Tradisional NTB

Kompas.com - 27/01/2021, 16:30 WIB
Ari Welianto

Penulis

  • Ruang belakang

Ruangan belakang menyambung dengan dapur.

Pada bagian barat di luar bangunan induk memanjang mulai kamar peraduan raja hingga kamar putri bergantung jembangan tempay mandi untuk raja, permaisuri dan putri.

Pada sisi barat jembangan, berhadapan dengan ruang tamu permaisuri terdapat bala bulo berbentuk rumah dua susun.

Baca juga: Sejarah Hagia Sophia

Bagian bawah tempat putra dan kawan-kawan bermain, sedangkan bagian atas tempat para putri menonton bila di lapangan istana ada tontonan.

Struktur bangunan Istana Dalam Loka

Bangunan Istana Dalam Loka berbentuk panggung yang terdiri di atas umpak-umpak batu yang berada di atas permukaan tanah.

Dikutip dari buku Purnapugar Istana Dalam Loka (2010) karya I Nyoman Sumartika dan kawan-kawan, tanah tempat berdirinya bangunan tersebut termasyk tanah yang stabil dan kuat. Sehingga memungkinkan bangunan yang berlantai dua tersebut berdiri hanya di atas umpak-umpak batu.

Secara arsitektur bangunan tersebut merupakan bangunan kayu dengan menggunakan struktur rangka berupa rangkaian tiang dan balok yang tersusun dalam kesatuan yang utuh.

Sedangkan konstruksi bangunan utama menggunakan teknik lubang dan pen (purus) dan diperkuat dengan pasak kayu.

Komponen-komponen tersebut terdiri dari pondasi, tiang balok, lantai, dinding, pendukung atap, dan atap.

Baca juga: Sejarah Peta, Awalnya Dibuat di Tanah

  • Pondasi

Pondasi bangunan berupa umpak-umpak batu alami yang berbentuk lonjong dengan tinggi skeitar 40 centimeter (cm) dan lebar 60 cm.

Umpak tersebut sebagian besar telah diganti dengan pondasi dangkal dari batu kali dengan campuran semen, pasir, dan kapur.

  • Tiang

Ada dua tiang dalam bangunan tersebut, yakni tiang utama dan tiang sekunder.

Tiang utama ada 99 buah yang menggunakan bahan kayu jati dengan ukuran diameter 30 cm dan tinggi bangunan utama 7,8 meter.

Tiang-tiang tersebut berfungsi untuk menahan lantai, dinding, dan atap bangunan.

Sementara itu tiang sekunder berada di atas struktur lantau dua. Di mana berfungsi sebagai penahan lantai panggung, dinding, plafon, dan atap. Ukuran tiang 8 cm x 15 cm dan 15 cm x 15 cm.

Baca juga: Sejarah Peradaban India Kuno

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com