Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkembangan Seni Rupa Murni Indonesia

Kompas.com - 04/12/2020, 17:15 WIB
Fidelis Dhayu Nareswari,
Ari Welianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seni rupa murni merupakan karya seni yang tercipta bebas dengan fungsi yang lebih mengutamakan keindahan dari pada fungsi. 

Seni rupa murni di Indonesia memiliki perkembangan yang cukup lama dan panjang, karena secara data tidak ditemukan dengan pasti kapan pertama kali muncul.

Seni rupa murni di Indonesia banyak dijumpai melalui karya seni budaya yang ada di dalam adat masyarakatnya. Karya seni yang mengiringi kepentingan masyarakatnya pada acara tertentu.

Keberadaan seni rupa diawali pada masa prasejarah dan berkembang pesat hingga sekarang. 

  • Seni rupa zaman prasejarah

Zaman prasejarah di Indonesia terbagi atas zaman batu dan zaman logam. Pada waktu itu karya-karya seni umumnya sebagai media upacara dan bersifat simbolis

Dikutip dari buku Seni Rupa Indonesia Dalam perspektif Sejarah (2017) karya Purwo Prihatin, seni rupa pada zaman prasejarah diciptakan sangat terkait dengan kepercayaan atau keyakinan yang diyakini pada waktu itu.

Baca juga: Fungsi dan Bentuk Karya Seni Rupa Terapan Nusantara

Zaman batu merupakan zaman karya seni rupa yang banyak ditemkan terbuat dari batu. Pada zaman batu terdiri dari zaman batu tua (Paleolitik) yang karya seni rupanya berupa serpihan batu, alat-alat tulang.

Pada zaman batu tengah (Mesolitik) karya seninya berupa lukisan di gua, kapak pendek dan serpihan batu yang sudah halus.

Sedangkan zaman batu muda (Neolitik) karya seninya berupa tembikar, kapak persegi, atau kapak lonjong.

Kehidupan pada zaman tersebut membuat alat yang bisa digunakan untuk berburu dan menggali.

Batu yang dipecahkan, tulang binatang diasah dan yang lainnya menjadi bentuk seni rupa murni pada masa ini.

Manusia yang berkembang kebutuhannya, akhirnya membuat karya seni mereka ikut berkembang dengan membuat lukisan yang ditemukan pada dinding-dinding gua.

Lukisan dengan motif tangan, telapak kaki, gambar manusia sederhana, dan gambar binatang menjadi bukti adanya peradaban masa lampau.

Baca juga: Seni Rupa Terapan Nusantara: Pengertian dan Sejarahnya 

Bentuk karya seni rupa prasejarah yang ditemukan di Indonesia antara lain:

  • Kriya batu (Kapak genggam)
  • Kriya tanah liat atau gerabah (Mesolitik-Neolitik)
  • Lukisan dinding gua (Mesolitik-Megalitik)
  • Bangunan megalitik (menhir, dolmen, sarkopak)
  • Ragam hias prasejarah yang menyatu dengan benda kriya
  • Peninggalan Seni Rupa Prasejarah di Sulawesi Selatan
  • Tradisi Megalitik (bangunan batu besar, menhir, meja batu)
  • Zaman perunggu (Kria Perunggu atau Seni Dongson (genderang perunggu), kapak perunggu, patung perunggu, ragam hias Prasejarah atau tradisi pada karya perunggu).

Pengunjung mengambil gambar lukisan yang dipamerkan  saat pembukaan pameran tunggal lukisan karya Yayak Yatmaka di Galeri AJBS, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (8/3/2020). Pameran yang berlangsung hingga 22 Maret tersebut mamerkan  lukisan potret sejumlah tokoh dunia dan kehidupan masyarakat dengan tema Semua orang itu guru.ANTARA FOTO/ZABUR KARURU Pengunjung mengambil gambar lukisan yang dipamerkan saat pembukaan pameran tunggal lukisan karya Yayak Yatmaka di Galeri AJBS, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (8/3/2020). Pameran yang berlangsung hingga 22 Maret tersebut mamerkan lukisan potret sejumlah tokoh dunia dan kehidupan masyarakat dengan tema Semua orang itu guru.

  • Seni Rupa Indonesia Hindu-Buddha

Sejak munculnya karya seni pada zaman prasejarah terus mengalami perkembangan.

Pusat perkembangan kebudayaan Hindu-Buddha diberbagai wilayah di Indonesia membuat seni rupa berkembang pesat. 

Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), dalam perkembangannya, seni rupa mengalami proses akulturasi kebudayaan India dan Indonesia. 

Prasasti dengan huruf palawa dan bahasa sansekerta menjadi bukti adalanya masa Hindu di Indonesia.

Lalu di pulau Jawa, prasasti Hindu ditemukan pada masa kerajaan Mataram kuno bernama prasasti canggal yang berisi bait-bait untuk memuliakan dewa Siwa.

Baca juga: Unsur Seni Rupa Murni 

Agama Buddha aliran Mahasanghika (Mahayana) dari Indoa masuk ke wilayah Jawa Kuno sekitar abad ke-8 hingga abad ke-10 Masehi.

Adanya kedua agama ini menghasilkan banyak karya seni religi berupa arca, relief dan arsitektur bangunan suci.

Berikut beberapa bentuk ragam hias lain yang ditemukan berupa:

  • Hiasan Bangunan Suci
  • Arsitektur Candi (Candi Prambanan, Candi Borobudur)
  • Seni Rupa Indonesia Islam

Para pedagang dari Arab dan Gujarat, India yang masuk ke wilayah Nusantara membawa pengaruh terhadap perkembangan Ajaran Islam. 

Kedatangan mereka tidak hanya menyebarkan Agama Islam, tapi juga memperkenalkan budaya masing-masing. Sehingga memengaruhi motif-motif pada karya seni yang sudah ada.

Sebelum masuknya Islam, motif karya seni beragam, seperti binatang dan kepercayaan memenuhi ragam karya seni. 

Setelah Islam datang, motif berubah menjadi digantikan oleh ragam pola hias geometris dan bentuk-bentuk alam.

Baca juga: Asas-Asas dalam Seni Rupa Murni 

Ragam motif banyak dijumpai pada pola batik yang sudah ada di wilayah Nusantara. Selain itu, ada pahatan makam dan arsitektur juga mengalami pengaruh.

Pada pahatan makam ditemukan kaligrafi islam, dan pada arsitektur bisa dijumpai pada arsitektur bangunan masjid. Arsitektur masjid Indonesia berbeda dengan negara Islam lainnya.

Masjid kuno dibangun dengan mengikuti prinsip dasar bangunan kayu disertai dengan pembangunan pendapa di bagian depan.

  • Seni Rupa Indonesia Modern

Seni rupa modern di Indonesia di dominasi dengan banyaknya pelukis yang lahir dan karyanya dikenal.

Seni rupa modern merupakan bentuk dan perwujudan seni yang terjadi akibat pengaruh dari kaidah seni rupa barat.  

Pada periode awal Indonesia modern ini diawali oleh seniman legendaris Indonesia bernama Raden Saleh pada masa Periode Perintis (1826-1880). Lukisannya beraliran romantisisme dan berkembang cukup baik kala itu.

Setelah Raden Saleh yang telah wafat, dengan pergantian periode menjadi masa Indonesia Jelita karena banyak seniman yang melukis tentang kemolekan atau keindahan alam Hindia-Belanda.

Baca juga: Fungsi Sosial Seni Musik 

Contoh seniman seperti Abdullah Surio Subroto, Sujono Abdullah, Basuki Abdullah dan Trijoto Abdullah dan pelukis Indonesia lainnya seperti Sunoyo, Suharyo, Pringadi, Henk Ngantung, Wakidi.

Selanjutnya ada Periode PERSAGI (Persatuan Ahli-ahli Gambar Indonesia) dengan S. Sdjojono sebagai salah satu seniman yang memiliki kontribusi besar.

PERSAGI memiliki tujuan untuk mengembangkan seni rupa di Indonesia dengan mencari gaya Indonesia asli.

Konsep tersebut adalah semangat dan keberanian, bukan sekadar keahlian melukis, melainkan melukis dengan tumpahan jiwa.

Pada periode pendudukan Jepang, menjadi langkah selanjutnya dalam perkembangan seni rupa di Indonesia dengan kegiatan seni rupa di dominasi oleh kelompok Keimin Bunka Shidoso.

Kelompok tersebut yang dibentuk oleh tentara Dai Nippon yang dibantu seniman Indonesia membawa misi propaganda pembentukan kekaisaran Asia Timur Raya yang di inisiasi oleh Jepang.

Periode Akademi (1950) menjadi periode memulai pengembangan seni rupa Indonesia melalui pendidikan formal.

Baca juga: Fungsi Sosial Seni Musik 

Lembaga Pendidikan yang bernama ASRI berdiri tahun 1948 kemudian secara formal tahun 1950 lembaga mulai membuat rumusan-rumusan untuk mencetak seniman-seniman dan calon guru seni rupa di Indonesia.

Pada tahun 1959 di Bandung, program Seni Rupa ITB dibuka, kemudian jurusan pendidikan seni rupa disemua IKIP (Institut keguruan dan ilmu pendidikan) diseluruh Indonesia juga dibuka.

Periode Seni Rupa Baru yang muncul sekitar tahun 1974 dipelopori oleh Jim Supangkat, S. Prinka, Dee Eri Supria.

Kelompok tersebut menampilkan gaya baru dalam seni lukis Indonesia yang sudah terpengaruh oleh keilmuan seni modern barat.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com