Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentuk-Bentuk Gunung Api

Kompas.com - 30/11/2020, 17:58 WIB
Cahya Dicky Pratama,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebagian besar masyarakat pasti beranggapan bahwa gunung api berbentuk kerucut. Anggapan tersebut memang benar, gunung api di dunia rata-rata memang berbentuk kerucut.

Tetapi satu hal yang perlu diketahui, tidak semua gunung api berbentuk kerucut. Ada gunung api yang memiliki bentuk selain kerucut.

Dilansir dari buku Gunung Api (2019) karya D. Endarto, dijelaskan bahwa berdasarkan bentuk tubuhnya, gunung api dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

  • Bentuk Maar

Gunung api maar terbentuk karena ada letusan besar yang membentuk lubang besar pada puncak yang disebut sebagai kawah. Gunung api ini bentuknya seperti danau kering. Ciri utama gunung api maar adalah memiliki kawah yang berbentuk corong.

Contoh gunung api maar di Indonesia adalah Gunung Lamongan di Jawa Timur dengan kawahnya yang disebut Klakah.

Baca juga: Konsep Antroposfer dalam Kajian Geografi

  • Bentuk Perisai

Gunung api perisai terbentuk bukan dari letusan, melainkan terbentuk karena adanya aliran lava basal cair yang kemudian membeku.

Karena lava basal berviskositas rendah, maka lava tersebut secara bertahap membentuk gundukan yang sangat landai, seperti perisai dengan landasan yang melebar. Inilah penyebab kenapa gunung ini disebut sebagai gunung api perisai.

Gunung api jenis ini tidak ada di Indonesia, tetapi gunung api perisai ini ada di Kepulauan Hawai. Nama gunungnya adalah Mauna Loa dan Mauna Kea.

  • Bentuk Kubah

Gunung api kubah terbentuk dari lava kental mengandung asam yang keluar saat terjadi letusan. Lava tersebut mengisi lubang kawah di bagian puncak gunung.

Gunung api jenis ini disebut juga sebagai kubah sumbat (plug dome). Ciri utama gunung api kubah adalah memiliki sisi yang curam dan bentuk yang cembung.

Contoh gunung api kubah adalah Gunung Pelee di Martinique dan Puncak Lassen di Sierra Nevada.

Baca juga: Penginderaan Jauh dalam Studi Geografi

  • Bentuk Rekahan

Gunung api rekahan terbentuk karena sebuah retakan panjang pada permukaan bumi, di mana aliran magma keluar melalui retakan tersebut. Akibat retakan ini, muncul lapisan basal yang sangat tebal dan luasnya dapat mencapai ribuan kilometer persegi.

Contoh gunung rekahan adalah Plato Kolumbia di bagian barat laut Amerika Serikat dan Plato Deccan di India.

  • ILUSTRASI - Shinkansen dengan latar Gunung FujiShutterstock ILUSTRASI - Shinkansen dengan latar Gunung Fuji
    Bentuk Campuran

Dalam Buku Ajar Pengantar Geologi (2019) karya Muhammad Zuhdi, dijelaskan bahwa gunung api campuran dibentuk oleh kombinasi aliran lava dan material piroklastik pada letusan eksplosif.

Lapisan lava yang bercampur dengan material piroklastik tersebut lama-kelamaan akan semakin memadat dan terakumulasi menjadi lapisan massa baru.

Ciri utama gunung api campuran adalah memiliki bentuk simteris dan mengerucut, dengan sisinya yang jauh lebih tinggi dan lebih curam dibanding gunung api perisai. Contoh gunung api campuran adalah Gunung Fuji di Jepang dan Gunung Etna di Sisilia.

Baca juga: Pengertian Biosfer dalam Studi Geografi

  • Bentuk Kerucut

Inilah bentuk gunung api yang mendominasi hampir di seluruh dunia. Gunung-gunung api di Indonesiapun juga di dominasi oleh bentuk kerucut.

Misalnya, Gunung Merapi dan Gunung Tangkubah Perahu. Gunung api kerucut disebut juga sebagai gunung api strato.

Gunung api kerucut terbentuk dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah yang dapat menghasilkan susunan berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan sehingga membentuk sebuah kerucut yang besar.

Terkadang bentuk kerucutnya tidak beraturan karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali. Letusan pada gunung api kerucut ini umumnya tergolong letusan kecil. Letusannya dapat berupa lelehan batuan yang panas dan cair.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com