Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Perang Tabuk (630)

Kompas.com - 24/11/2020, 17:08 WIB
Gama Prabowo,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perang Tabuk adalah peperangan kedua kaum muslimin melawan kekaisaran Byzantium Romawi Timur.

Perang Tabuk berlangsung di daerah Tabuk pada bulan Rajab tahun 9 Hijriah atau 630 Masehi. Daerah Tabuk terletak di 683 kilometer sebelah barat laut kota Madinah.

Dalam buku Perang-Perang dalam Sejarah Islam (2014) karya Sitiatava, latar belakang penyebab Perang Tabuk, yaitu:

  1. Kaisar Bizantium Romawi ingin melakukan pembalasan atas kekalahan mereka pada perang Mu’tah pada 6 Hirjiyah
  2. Bizantium Romawi ingin kembali mendominasi wilayah bagian utara dari Jazirah Arab
  3. Adanya gangguan stabilitas politik di sebelah utara Jazirah Arab oleh kekaisaran Bizantium Romawi

Baca juga: Perang Mutah (629): Latar Belakang dan Serangan Pertama

Tujuan

Nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin melaksanakan Perang Tabuk dengan tujuan untuk meruntuhkan dominasi kekaisaran Bizantium Romawi di kawasan utara dari Jazirah Arab.

Dengan begitu, kaum muslimin dapat lebih leluasa untuk melakukan aktivitas dakwah dan ekonomi di kawasan tersebut.

Kronologi

Sebelum keberangkatan, terjadi musyawarah di Masjid Nabawi untuk membahas masalah logistik dan kendaraan perang.

Para sahabat nabi yang menyadari akan pentingnya perang ini saling berlomba-lomba untuk menyumbangkan harta mereka kepada Nabi Muhammad SAW. Umar bin Khattab, Abu Bakar dan Usman mendonasikan lebih dari separuh hartanya demi kesuksesan Perang Tabuk.

Nabi Muhammad SAW memimpin langsung keberangkatan dari 30.000 pasukan muslim pada akhir Oktober 630 Masehi.

Baca juga: Sejarah Perang Khandaq (627)

Nabi Muhammad SAW menekankan kepada pasukannya untuk waspada terhadap cuaca ekstrem panas yang akan mereka rasakan di wilayah utara Jazirah Arab. Beliau juga mengamanahkan kepemimpinan sementara Madinah kepada Ali bin Abi Thalib.

Kaisar Heraclius sebagai pemimpin tertinggi Bizantium Romawi Timur terkejut dengan keberhasilan kaum muslimin untuk datang ke Tabuk dengan cuaca panas yang ekstrem. Karena menyadari kekuatan kaum muslimin, mereka mengurungkan niat bertempur dengan pasukan muslimin di Tabuk.

Dalam buku Sirah Nabawiyah (2001) karya Shafiyyurrahman Al-Mubarakfury, Nabi Muhammad SAW memerintahkan Khalid bin Walid dan beberapa pasukan untuk memantau pergerakan dari pasukan Byzantium Romawi di front depan.

Namun, setelah 20 hari tinggal di daerah Tabuk, pasukan pasukan muslimin tak kunjung melihat tanda-tanda kedatangan pasukan Byzantium Romawi.

Baca juga: Sejarah Perang As Sawiq (624)

Selama tinggal di Tabuk, Nabi Muhammad SAW memanfaatkan waktu luang untuk menjalin kerja sama dengan kaum Yahudi, Nasrani dan Badui di sekitar daerah Tabuk.

Penduduk Tabuk sepakat untuk menjalin kerja sama dengan kaum muslim dan bersedia untuk membayar jizyah (pajak keamanan). Pembayaran jizyah merupakan bentuk terima kasih dari penduduk Tabuk kepada kaum muslimin atas keamanan dari wilayah Tabuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com