Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkembangan Politik Kerajaan Demak Masa Sultan Trenggono

Kompas.com - 05/03/2020, 19:00 WIB
Arum Sutrisni Putri

Penulis

Sumber Kemdikbud

 

KOMPAS.com - Sejarah Indonesia baru di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di wilayah nusantara, salah satunya kerajaan Demak.

Perkembangan Kerajaan Demak dapat dilihat dari berbagai aspek antara lain ekonomi, sosial budaya dan politik.

Tahukah kamu bagaimana perkembangan politik Kerajaan Demak pada masa pemerintahan Sultan Trenggono (Trenggana)?

Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Sultan Trenggono adalah raja ketiga Kerajaan Demak setelah Adipati Unus (raja kedua) dan Raden Patah (raja pertama).

Baca juga: Pengaruh Islam di Indonesia

Sultan Trenggono

Setelah Sultan Trenggono naik takhta, ia melakukan usaha besar membendung Portugis yang berupaya masuk ke Jawa Barat.

Pada 1522 Gubernur Portugis di Malaka, Jorge d'Albuquerque mengirim utusan bernama Henrique Leme ke Raja Samiam di Sunda Kelapa. Utusan itu diterima baik bahkan Portugis diberi izin mendirikan kantor dagang di Sunda Kelapa.

Sultan Trenggono segera mengutus Fatahillah beserta pasukannya untuk menduduki Jawa Barat dengan tujuan agar Portugis tidak dapat menguasai wilayah Sunda Kelapa.

Fatahillah yang berasal dari Pasai adalah seorang ulama dan panglima militer yang cakap. Dengan semangat juang tinggi, Banten dapat ditaklukkan dan berhasil dikuasai pada 1527.

Sunda Kelapa juga berhasil dikuasai. Tentara Portugis yang baru tiba dari Malaka berencana memberi bantuan pada Raja Sunda juga berhasil dikalahkan. Atas kemenangan itu, Sunda Kelapa dinamai Jayakarta.

Cirebon dapat dikuasai pada 1528. Sehingga seluruh pantai utara Jawa, mulai Banten sampai Gresik tunduk pada pemerintahan Demak. Atas jasa besarnya, Fatahillah diangkat menjadi raja di Cirebon.

Baca juga: Perkembangan Islam di Indonesia

Pasukan Demak terus bergerak ke pedalaman dan berhasil menundukkan Pajang, Mataram dan Madura. Untuk memperkuat kedudukan, Sultan Trenggono melakukan strategi perkawinan politik.

Putri Sultan Trenggono dinikahkan dengan Pangeran Langgar, Bupati Madura. Mas Karebet (Jaka Tingkir), putra Bupati Pengging menjadi menantu Sultan Trenggono dan diangkat menjadi Bupati Pajang. Jaka Tingkir setelah berkuasa di Pajang bergelar Hadiwijaya.

Pada saat yang sama, di Jawa Timur sedang berkembang sebuah kota pelabuhan dan pusat perdagangan yaitu Pasuruan. Kota itu mengadakan hubungan dagang dengan Bali, pulau-pulau Indonesia bagian tengah dan timur serta Portugis.

Keberadaan Pasuruan menyaingi Demak. Sultan Trenggono memimpin sendiri pasukannya untuk menaklukkan Pasuruan. Pertempuran hebat menewaskan Sultan Trenggono pada 1546. Setelah itu, pasukan Demak ditarik mundur kembali ke Demak.

Dalam sejarah Demak, Sultan Trenggono adalah raja terbesar. Sultan Trenggono dinilai cakap dalam hal sistem birokrasi pemerintahan, strategi militer dan memiliki visi jauh ke depan.

Baca juga: Kerajaan Demak, Kerajaan Islam Pertama dan Terbesar di Utara Jawa

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com