Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerajaan Demak, Kerajaan Islam Pertama dan Terbesar di Utara Jawa

Kompas.com - 17/12/2019, 11:00 WIB
Ari Welianto,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kejayaan kerajaan ini tidak lepas dari peranannya menyebarkan Islam di Pulau Jawa.

Penyebarannya diprakarasai oleh sembilan orang wali atau yang lebih dikenal sebagai Wali Songo.

Kita mungkin mengenal Kerajaan Demak dari salah satu peninggalannya, Masjid Demak yang merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia.

Masjid yang menjadi pusat syiar Islam itu terletak di Kampung Kauman, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak.

Sejarah Kerajaan Demak

MC Ricklesfs dalam buku A Historis of Modern Indonesia since 1200 (2001) menyebut, Kerajaan Demak berdiri menjelang abad ke-15 atau sekitar 1475-1518. Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah.

Raden Patah adalah putra Brawijaya, raja terakhir Majapahit dari seorang selir Tionghoa. Kerajaan Demak berdiri setelah Kerajaan Majapahit mengalami kemunduran.

Baca juga: Tol Semarang-Demak Bakal Habiskan Waktu Tiga Tahun

Gejolak yang terjadi di Kerajaan Majapahit membuat beberapa wilayah kekuasaannya memisahkan diri, salah satunya Demak yang awalnya hanya Kadipaten.

Adanya dukungan dari para Wali Songo membuat Kerajaan Demak menjadi kerajaan besar dalam waktu singkat. Kerajaan Demak juga disegani oleh kerajaan-kerajaan lain di Nusantara.

Kerajaan besar

Kerajaan yang berlokasi di pesisir utara Pulau Jawa, membuat Demak menjadikan kerajaan besar dan punya wilayah yang luas.

Lokasinya sangat strategis, berada di tengah-tengah jalur pelayaran nasional dan punya pelabuhan besar. Ini membuat perekonomian Kerajaan Demak bagus dan mapan.

Baca juga: Desain Tol Semarang-Demak Masih Proses Review

Kerajaan Demak juga dekat dengan muara sungai. Ini mendorong aktivitas perdagangan cepat berkembang. Kerajaan Demak juga dikenal sebagai kerajaan maritim dan penghasil beras, garam, dan kayu jati.

Keruntuhan Kerajaan Demak

Kemunduran Kerajaan Demak mulai muncul sepeninggal Sultan Trenggana, raja ketiga, anak Raden Patah. Adanya perselihan perebutan kekuasaan, memunculkan pemberontakan.

Kekuasaan Kerajaan Demak berakhir setelah Jaka Tingkir memindahkan kekuasaan ke Pajang. Ini setelah terbunuhya Arya Penangsang, raja Demak yang naik tahta usai Sunan Prawita yang merupakan pengganti Sultan Trenggana meninggal dibunuh.

Peninggalan Kerajaan Demak

Kerajaan Demak mempunyai peninggalan yang hingga saat ini masih ada, yakni Masjid Agung Demak. Masjid bersejarah ini memiliki ciri khas, yaitu salah satu tiang utamanya terbuat dari tatal (potongan kayu) dan penuh ukiran kaligrafi.

Dilansir dari Kompas.com (22/8/2011), Masjid Demak terletak di kompleks Alun-alun Demak. Masjid itu mempunyai kekhasan berupa empat saka guru atau tiang penyangga.

Keempat saka guru itu dibangun Sunan Bonang, Sunan Ampel, Sunan Gunung Jati, dan Sunan Kalijaga. Mereka membuatnya dari kayu jati setinggi 16,30 meter.

Wali Songo menyebarkan dan mengajarkan dengan metode akulturasi dengan kebudayaan Hindu dan Budha. Kedua agama itu dianut masyarakat sebelum Kerajaan Demak berdiri.

Baca juga: Mengintip Kesiapan Produksi Bus Listrik asal Demak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com