Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Sulianti Saroso, Sosok di Balik RS Pusat Infeksi

Kompas.com - 05/03/2020, 14:30 WIB
Serafica Gischa

Penulis

KOMPAS.com - Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso menjadi tempat perawatan intensif pasien Covid-19 di Indonesia.

Di balik bangunan RSPI terdapat sosok dokter perempuan yang namanya diabadikan di rumah sakit tersebut.

Dilansir dari portal resmi Provinsi DKI Jakarta, perempuan kelahiran Karangasem, Bali tanggal 10 Mei 1917 memiliki nama panjang Julie Sulianti Saroso.

Beliau merupakan seorang tokoh kedokteran Indonesia yang memiliki dedikasi yang cukup tinggi terhadap kesehatan di Indonesia.

Sul, panggilan akrabnya merupakan putri kedua dari dr. Sulaiman. Keinginannya sebagai dokter tentu menurun dari sang ayah.

Setelah menyelesaikan sekolah menengah di Gymnasium, Bandung (1935), Sul kemudian melanjutkan pelajaran di Sekolah Tinggi Kedokteran (Geneeskundige Hoge Scholl), Batavia.

Baca juga: PBB: Sejarah, Tujuan, dan Tugasnya

Sul muda lulus pada 1942 dan bekerja sebagai dokter pada Centrale Burgelijke Ziekenhuis yang sekarang menjadi RS Cipto Mangunkusumo.

Masa perjuangan

Meski perempuan, Sulianti tak pernah takut berada di tengah-tengah kerasnya peperangan untuk membantu para pejuang yang terluka.

Dirinya cukup cekatan untuk mengobati bahkan mengorgansasi dapur umum demi kebutuhan gerilyawan yang masuk kota.

Disamping aktif dalam pergerakan, Sulianti juga menjadi dokter di RS Bethesda di Yogyakarta untuk bangsal penyakit dalam dan penyakit anak.

Karena cukup aktif dalam politik dan pergerakan, Sulianti sempat ditahan oleh pemerintah Belanda selama dua bulan di Yogyakarta.

Sulianti juga aktif menjadi anggota Dewan Pimpinan Konggres Wanita Indonesia (Kowani) dan duduk dalam Badan Konggres Pemuda Republik Indonesia sebagai wakil Pemuda Puteri Indonesia (PPI).

Sepak terjang Sulianti sebagai dokter pada masa perjuangan patut diacungi jempol, dirinya selalu mengusahakan obat dan makanan untuk para pemua dan pejuang.

Bahkan obat dan makanan diantarkan dirinya sendiri langsung ke kantong-kantong gerilya di Tambun, Gresik, Demak dan sekitar Yogyakarta.

Pada 1947, dirinya pergi ke India menghadiri Konggres Wanita Seluruh India sebaga wakil Kowani bersama Ny. Utami Suryadarma.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com