Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Serangkai: Tokoh, Sejarah Terbentuk, dan Kiprahnya

Kompas.com - 14/01/2020, 15:00 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

KOMPAS.com - Empat Serangkai adalah kumpulan tokoh yang berpengaruh di era kemerdekaan. Tahukah kamu siapa saja Empat Serangkai?

Mereka adalah nasionalis yang memperjuangkan nasib rakyat Indonesia sejak masa penjajahan Hindia Belanda hingga masa pendudukan Jepang. Mereka adalah:

Soekarno dan Hatta saat itu sudah dikenal sebagai tokoh politik dari golongan nasionalis.

Baca juga: Putera, Organisasi Propaganda Jepang Pimpinan Empat Serangkai

Sementara KH Mas Mansyur dari golongan Islam. Mas Mansyur yang berasal adri Surabaya adalah ulama Muhammadiyah yang sebelumnya adalah anggota Sarekat Islam.

Adapun Ki Hajar Dewantara, dikenal sebagai pelopor pendidikan yang mendirikan Taman Siswa, sekolah pribumi yang tertua di Indonesia.

Sejarah terbentuknya Empat Serangkai

Dikutip dari Masa Pendudukan Jepang (2018), Empat Serangkai berpendapat sikap kooperatif dan kerja sama adalah langkah terbaik ketika perang.

Baca juga: Kedatangan Jepang di Indonesia, Mengapa Disambut Gembira?

Saat itu, Jepang tengah menghadapi Perang Pasifik atau Perang Asia Timur Raya melawan negara-negara Barat.

Untuk memenangkan perang itu, Jepang merebut sejumlah negara Asia Tenggara yang sebelumnya dikuasai Jepang.

Indonesia yang tadinya dijajah Belanda, direbut Jepang pada 1942. Jepang ingin memanfaatkan Indonesia yang kaya sumber daya alam dan sumber daya manusia untuk membantu Jepang meghadapi perang.

Agar rakyat mau membantu Jepang, Jepang mendekati golongan nasionalis yang kala itu memperjuangkan kemerdekaan.

Baca juga: Gerakan Tiga A dan Propaganda Jepang

Dikutip dari otobiografi Moh Hatta Untuk Negeriku (2011), suatu pagi di tahun 1943, Hatta dan Soekarno dipanggil Jepang.

Keduanya dipandang sebagai pemimpin politik yang dapat memberi masukan bagi Jepang. Selain itu, diundang juga Ki Hajar Dewantara dan KH Mas Mansyur.

"Kami berempat itu diberi nama julukan oleh Soekardjo Wirjopranto 'Empat Serangkai'. Supaya kami berempat jangan diadudombakan, kami berempat selalu mengadakan hubungan dan pergaulan yang erat," tulis Hatta.

Baca juga: Jawa Hokokai, Organisasi Pergerakan pada Masa Pendudukan Jepang

Toko Empat Serangkai pendiri Pusat Tenaga Rakyat (Putera), (searah jarum jam), Soekarno, Ki Hajar Dewantara, KH Mas Mansyur, dan Moh Hatta.Album Pahlawan Bangsa (2004) Toko Empat Serangkai pendiri Pusat Tenaga Rakyat (Putera), (searah jarum jam), Soekarno, Ki Hajar Dewantara, KH Mas Mansyur, dan Moh Hatta.
Putera

Dari hasi perimbangan Jepang bersama para tokoh pergerakan, tercetuslah ide untuk membentuk organisasi sosial.

Saat itu sebenarnya sudah ada Gerakan Tiga A. Namun organisasi propaganda itu kurang efektif meraih simpati rakyat. Gerakan Tiga A hendak dibubarkan.

Jepang mempelajari bahwa untuk merebut hati rakyat, perlu tokoh nasional yang saat itu sudah dipercaya rakyat.

Jepang pun akhirnya membentuk Pusat Tenaga Rakyat atau Putera pada 16 April 1943. Empat Serangkai memimpin Putera.

Baca juga: Kerja Rodi dan Romusha, Kerja Paksa Zaman Penjajahan

Gerakan ini tidak dibiayai pemerintah Jepang. Walaupun demikian, para pemimpin bangsa diperbolehkan untuk menggunakan fasilitas Jepang seperti koran dan radio.

Tujuan Putera adalah membangun dan menghidupkan kembali hal-hal yang dihancurkan Belanda. Menurut Jepang, Putera bertugas untuk memusatkan segala potensi rakyat guna membantu Jepang dalam perang.

Selain tugas propaganda, Putera juga bertugas memperbaiki bidang sosial ekonomi.

Pada akhirnya, gerakan ini ternyata berhasil mempersiapkan mental masyarakat untuk menyambut kemerdekaan dua tahun kemudian.

Baca juga: Terbentuknya PPKI dan Detik-detik Proklamasi

Jepang menyadari Putera lebih banyak menguntungkan bagi pegerakan nasional dibanding kepentingan Jepang sendiri. Maka pada 1944, Jepang membubarkan Putera.

Pada bulan Maret 1944, Putera dibubarkan dan digantikan dengan Himpunan Kebaktian Jawa (Jawa Hokokai).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com