Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Es Antartika Mencair Bikin Meteorit Menghilang, Kok Bisa?

Kompas.com - 11/04/2024, 10:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kebanyakan meteorit yang masuk ke Bumi ditemukan di Antartika.

Ketika itu mendarat di planet ini, meteorit terlihat seperti gumpalan hitam di antara hamparan putih salju.

Baca juga: Bagaimana Laba-laba Laut Raksasa Antartika Bereproduksi?

Hal tersebutlah yang menjadi alasan mengapa lebih dari 60 persen meteorit ditemukan di benua beku itu.

Namun, pemanasan suhu bisa segera mengakhiri era keemasan perburuan meteorit di Kutub Selatan.

Mengapa?

Antartika yang menghangat

Mengutip IFL Science, Selasa (9/4/2024) Antartika menjadi semakin hangat akibat perubahan iklim, mengubah permukaan es yang dulu pada menjadi lumpur yang lebih lembut.

Itu membuat meteorit dan objek berbatu lainnya cenderung tenggelam lebih cepat di es yang mencair sehingga mempersempit rentang waktu bagi peneliti untuk menemukannya.

Penelitian baru telah menyelidiki masalah ini dan menemukan bahwa hingga 5.000 meteorit hilang setiap tahunnya karena pencairan es.

Diperkirakan 300.000 hingga 850.000 meteorit tergeletak di lapisan es Antartika, menunggu untuk ditemukan.

Tetapi seiring dengan semakin intensifnya perubahan iklim di Antartika, kemungkinan besar akan semakin banyak meteorit yang tidak diketahui keberadaannya.

Potensi penurunan penemuan ini dapat berdampak besar pada pemahaman kita tentang Tata Surya dan sekitarnya.

Kebanyakan meteorit berasal dari bulan, planet, dan asteroid berbeda di Tata Surya kita. Ketika mereka disimpan di Bumi, mereka memberi para ilmuwan sampel material yang sangat berharga dan sulit didapat.

Baca juga: Apakah Manusia Purba Pernah Tinggal di Antartika?

Terkadang, meteorit bahkan bisa memberi tahu kita sesuatu tentang alam semesta di luar Tata Surya kita.

Maret lalu, ilmuwan merinci sebuah meteroit yang ditemukan di Antartika dan mengandung partikel debu langka yang lebih tua dari Matahari.

Rasio isotop yang sangat tinggi dari meteorit tersebut menunjukkan bahwa benda luar angkasa itu terbentuk oleh supernova pembakaran hidrogen yang tidak biasa, memberikan wawasan tentang peristiwa kosmik kuno di luar Tata Surya kita.

Saat kita terus kehilangan meteorit, kita berisiko kehilangan banyak bukti kuat yang dapat memberi tahu kita tentang posisi kita di alam semesta.

Mengingat risiko ini, Kevin Righter, kurator meteorit Antartika dan ilmuwan planet di NASA Johnson Space Center, menjelaskan dalam artikel News & Views bahwa kita harus secara serius mempertimbangkan untuk meningkatkan upaya pengumpulan sampel meteorit sebelum terlambat.

"Jika meteorit tidak dikumpulkan dengan cukup cepat, mereka akan menjadi sumber daya yang hilang bagi ilmu pengetahuan planet saat ini dan di masa depan," katanya.

Itu termasuk pemahaman mendasar mengenai posisi Bumi di Tata Surya bagian dalam, asal usul dan evolusi meteorit, potensi penabraknya, serta asal usul bahan organik dan komponen lain yang memungkinkan kehidupan berkembang di Bumi.

Studi ini dipublikasikan di jurnal Nature Climate Change.

Baca juga: Fenomena Bunga Bermekaran di Antartika, Apa yang Penyebabnya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com