Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/03/2024, 08:00 WIB
Annisa Fakhira Mulya Wahyudi,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa orang mungkin tidak asing dengan kata radioaktif. Bom, nuklir, atau sinar-X merupakan beberapa contoh benda yang sering dikaitkan dengan radioaktif.

Radioaktivitas sendiri adalah sifat atom yang tidak stabil dan memancarkan radiasi dalam bentuk partikel atau gelombang elektromagnetik.

Baca juga: Anggur di California Terpapar Partikel Radioaktif Fukushima, Kok Bisa?

Dikutip dari laman resmi WHO, batas maksimal radiasi yang dapat diterima tubuh manusia yaitu 100 mSv(millisievert) dalam 5 tahun untuk seluruh tubuh. Jika melebihi jumlah tersebut radioaktif dapat berdampak buruk bagi kesehatan.

Berdasarkan sumbernya macam radioaktif ada dua, yaitu radioaktif alami dan buatan.

Radioaktif alami

Radioaktif alami adalah radioaktivitas yang terjadi secara alami di alam. Beberapa contohnya seperti kalium, karbon, radium dan produk peluruhannya ditemukan di beberapa makanan.

Menurut U.S Environmental Protection Agency, beberapa makanan mengandung sejumlah kecil unsur radioaktif. Makanan tersebut memperoleh radioaktivitas ini melalui beberapa cara:

  • Serapan : akar tanaman menyerap radioaktif dari dalam tanah.
  • Deposisi : partikel radioaktif di udara mengendap pada tanaman.
  • Bioakumulasi : radioaktif terakumulasi pada hewan yang memakan tumbuhan, pakan, atau air yang mengandung bahan radioaktif.

Makanan yang mengandung radioaktif

Secara teknis, semua makanan mengandung sedikit radioaktif.

Hal ini karena semua makanan dan molekul organik lainnya mengandung karbon, yang secara alami terdapat sebagai campuran isotop.

Beberapa makanan memancarkan lebih banyak radiasi dibandingkan makanan lainnya, seperti kacang brazil, pisang, wortel dan kentang.

Baca juga: Limbah Radioaktif Fukushima Akan Dibuang ke Samudra Pasifik, Berbahayakah?

Sebelum membahas masing-masing makanan, perlu diketahui bahw dampak kesehatan dari radioaktivitas dalam pisang, wortel, kentang, dan kacang Brazil sangat kecil.

Jumlah radioaktivitas dalam sejumlah makanan tersebut sangat rendah sehingga tidak menyebabkan efek kesehatan yang berbahaya. Tetapi, alangkah baiknya untuk mengkonsumsi dalam jumlah wajar.

Kacang brazil

Kacang Brazil memancarkan lebih dari 6.600 pCi/kilogram radiasi. Kacang Brazil mengandung dua unsur radioaktif tingkat tinggi: radium dan potasium. Kalium digunakan tubuh dalam reaksi biokimia. 

Sebagian besar radiasi pada kacang Brazil dapat melewati tubuh tanpa membahayakan. Sedangkan, tingginya kadar selenium dan mineral lainnya yang menyehatkan membuat kacang-kacangan ini sehat untuk dikonsumsi dalam jumlah sedang.

Pisang

Dilansir dari U.S Department of Energy, setiap pisang dapat memancarkan radiasi sebesar 0,01 millirem (0,1 microsievert). Pisang secara alami memiliki kadar potasium yang tinggi dan sebagian kecil dari semua potasium bersifat radioaktif.

Kandungan potasium yang tinggi menjadi salah satu alasan mengapa pisang sangat bergizi. Anda memang menyerap radiasi saat mengonsumsi pisang, tapi itu sama sekali tidak berbahaya.

Wortel

Wortel menghasilkan satu atau dua pico-Curie/kilogram dari radon-226 dan sekitar 3.400 pCi/kilogram dari potasium-40.

Meskipun begitu, sayuran akar ini juga kaya akan antioksidan. Ini membuat wortel baik dikonsumsi.

Baca juga: Kontaminasi Radioaktif di Serpong, Bagaimana Level Bahayanya?

Kentang

Kentang putih menawarkan antara 1 dan 2,5 pCi/kilogram radon-226 dan 3,400 pCi/kilogram potasium-40.

Makanan yang terbuat dari kentang, seperti keripik dan kentang goreng, juga mengandung sedikit radioaktif yang tidak punya pengaruh signifikan untuk kesehatan manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com