Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/03/2024, 09:33 WIB
Annisa Fakhira Mulya Wahyudi,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagian besar planet bumi telah dijamah oleh sampah plastik. Berdasarkan data The World Count, hingga saat ini dunia menghasilkan 2,12 miliar ton sampah, sebagian sampah tersebut berupa limbah plastik.

Melihat angka tersebut, bukan tidak mungkin jika polusi plastik akan membahayakan kehidupan di Bumi.

Baca juga: Apa Tantangan Membersihkan Sampah Plastik di Lautan?

Sejarah plastik

Dilansir dari Britannica, sejarah perkembangan plastik modern dimulai dari tahun 1930-an. Para ilmuwan mulai mengembangkan plastik sintetis yang terbuat dari bahan bakar fosil.

Plastik tersebut dinilai lebih murah dan lebih mudah diproduksi daripada plastik alami.

Dilanjutkan pada tahun 1940-an polyethylene, polypropylene, dan polystyrene adalah beberapa contoh plastik sintetis yang mulai diproduksi secara massal.

Hingga pada tahun 1950 para penemu menemukan dalam plastik terdapat bahan yang ringan dan tahan lama. Penggunaan plastik pun semakin meluas dalam berbagai macam produk.

Mulai dari transportasi, obat-obatan, termasuk kemasan makanan, peralatan rumah tangga, dan mainan.

Plastik telah memberikan kemudahan bagi pemakainya hingga saat ini. Namun, kemudahan yang ditawarkan plastik memunculkan budaya membuang sampah yang membahayakan Bumi.

Jumlah plastik di Bumi

Saat ini, plastik sekali pakai menyumbang 40 persen produksi plastik setiap tahun.

Dalam kegiatan sehari-hari, plastik sekali pakai hanya digunakanan selama beberapa menit hingga beberapa jam, tetapi limbahnya akan bertahan di lingkungan selama ratusan tahun karena sifatnya yang tidak dapat diurai.

Baca juga: Bukan Lagi Cangkang, Kelomang Kini Pilih Rumah dari Sampah Plastik

Sampah plastik telah banyak ditemukan di seluruh permukaan bumi. Dilansir dari National Geographic, pada tahun 2019, sebuah tim peneliti menemukan kantong plastik hampir 11 kilometer di bawah laut di dasar Palung Mariana, yang dipercaya sebagai tempat terdalam di Bumi.

Pada tahun 2020, sebuah studi juga menemukan bahwa mikroplastik terkandung di sedimen laut di seluruh dunia. Penemuan ini menunjukkan bahwa polusi plastik telah mencapai bahkan bagian paling terpencil di Bumi.

Dari 2,3 juta ton jumlah produksi plastik pada tahun 1950 naik hingga 448 juta ton pada tahun 2015. Produksi diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2050.

Setiap tahun, sekitar delapan juta ton sampah plastik dibuang ke lautan dari negara-negara pesisir. Itu setara dengan menempatkan lima trash bag penuh sampah di setiap garis pantai di seluruh dunia.

Dampak polusi plastik

Dengan jumlah plastik yang tersebar di seluruh dunia, tidak mengherankan jika plastik telah mempengaruhi kehidupan di Bumi. Penemuan limbah plastik juga bukan merupakan hal langka, baik di dataran, pegunungan hingga lautan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com