Di akhir penelitian, peneliti mengamati tidak ada perbedaan dalam pengeluaran energi dan kehilangan lemak tubuh antara kedua kelompok.
Menariknya, mereka yang makan enam kali porsi kecil sepanjang hari mengalami peningkatan tingkat rasa lapar dan keinginan untuk makan dibandingkan dengan orang yang makan tiga kali porsi besar per hari.
Meskipun asupan kalori terkontrol pada kedua kelompok, para peneliti berhipotesis bahwa mereka yang sering makan akan lebih cenderung mengonsumsi lebih banyak kalori harian dibandingkan mereka yang makan lebih jarang.
Hasil studi observasional besar lainnya menunjukkan, orang dewasa yang sehat dapat mencegah penambahan berat badan jangka panjang dengan makan lebih jarang, makan sarapan dan makan siang dengan jarak 5 hingga 6 jam, menghindari ngemil, mengonsumsi makanan besar di pagi hari, dan puasa selama 18-19 jam semalam.
Baca juga: Apakah Manfaat Makan Jamur untuk Kesehatan Jantung?
Berdasarkan penelitian yang disajikan, tidak ada bukti substansial yang lebih mendukung satu pola makan dibandingkan pola makan lainnya.
Namun, banyak dari penelitian ini juga memiliki keterbatasan. Misalnya, tidak ada definisi yang diterima secara universal tentang apa saja isi makanan atau camilan. Hal ini dapat berdampak pada hasil studi.
Meskipun demikian, kedua pola makan tersebut dapat bermanfaat selama fokus utamanya adalah pada kebiasaan makan yang sehat dan seimbang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.