Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/10/2023, 08:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Jadi ketika lempeng samudera bertabrakan dengan lempeng benua, kerak samudera yang lebih padat bergerak di bawah kerak benua.

Proses ini memakan waktu lama namun pada akhirnya menurunkan kerak samudra ke dalam mantel dengan kecepatan 2 hingga 8 Cm per tahun.

Mantel Bumi tidak cair tetapi tidak sekeras kerak samudra yang tenggelam.

"Dalam skala waktu geologis, mantel hampir bertindak seperti cairan meski itu merupakan batuan padat," kata Sunyoung Park, asisten profesor yang mempelajari struktur internal Bumi di Universitas Chicago.

Mantelnya terdiri dari berbagai mineral dan memiliki kedalaman sekitar 2.900 Km serta terbagi menjadi mantel atas dan bawah.

Suhu internal bumi meningkat antara batas mantel atas dan bagian bawah mantel bawah, berkisar antara 1000 hingga 3700 derajat Celsius.

Baca juga: Misteri Perubahan Rotasi Inti Bumi, Seperti Apa Analisisnya?

Lautan besi dan nikel cair setebal 2.300 Km menandai awal mula terbentuknya inti Bumi.

Lautan besi dan nikel  cair yang dikenal sebagai inti luar tersebut mengelilingi bola besi yang sebagian besar padat yang disebut inti dalam.

Inti luar besi cair itu juga berputar mengelilingi inti dalam dan memberikan medan magnet bagi Bumi.

Planet kita terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu, dan saat mendingin, unsur-unsur yang lebih berat seperti besi dan nikel bermigrasi ke dalam untuk membentuk inti.

Bagian dalam bumi masih mendingin, dan seiring dengan itu, inti bumi terus terbentuk.

“Sama seperti air yang menjadi es, besi menjadi padat dan menjadi inti dalam, sehingga inti dalam sebenarnya berkembang,” kata Park.

Sedangkan inti bagian dalam bersuhu sekitar 5.200 derajat Celsius atau kira-kira sama panasnya dengan permukaan matahari. Namun tekanan yang luar biasa membuat sebagian besar inti tetap padat.

Sementara di dalam inti dalam terdapat inti terdalam, sebuah bola logam padat selebar 725 Km.

Baca juga: Misteri Miringnya Inti Bumi dan Berkurangnya Panas Planet di Bawah Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com