Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/10/2023, 14:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Narwhal ini diberi nama Keela Luguk. Dalam waktu seminggu setelah narwhal tiba di Akuarium Vancouver pada bulan Agustus 1970, fasilitas tersebut juga berhasil menangkap dua narwhal betina dan tiga anak paus, yang ditempatkan di dalam tangki bersama Keela Luguk.

Meskipun prestasi tersebut awalnya dipuji oleh publik dan media, keadaan dengan cepat berubah menjadi buruk. Dalam waktu kurang dari sebulan, pada bulan September 1970, ketiga anak narwhal tersebut telah mati.

Bulan November, kedua betina tersebut juga mati. Hal itu membuat masyarakat marah, Walikota Vancouver juga meminta untuk mengembalikan Keela Luguk segera ke alam liar, namun Newman menolaknya.

Hingga pada akhirnya pada 26 Desember, Keela Luguk dikabarkan mati.

Baca juga: Kali Pertama Ditemukan, Sekelompok Beluga Adopsi Narwhal Muda

Alasan tidak bisa hidup dipenangkaran

Alasan mengapa Narwhal tidak bisa hidup dengan baik di penangkaran masih belum jelas.

Pasalnya kerabat terdekat mereka, paus beluga relatif bisa hidup dengan baik dan berumur panjang di penangkaran.

Namun hal yang bisa menjadi alasan narwhal tidak bisa hidup di penangkaran adalah karena faktanya mereka hewan yang sangat sensitif.

Tanduk ikonik mereka berisi 10 juta ujung saraf yang membantu mendeteksi perubahan halus pada suhu, tekanan, gradien partikel dan banyak lagi.

Penelitian juga menunjukkan bahwa spesies ini sangat sensitif terhadap kebisingan buatan manusia. Bahkan satu kapal saja yang melewati lingkungan mereka sudah cukup untuk mengganggu perilaku mereka secara radikal.

Sehingga kecil kemungkinan dunia akan melihat upaya lain untuk menempatkan narwhal ke dalam penangkaran.

Apalagi dilihat dari betapa buruknya penanganan kedua upaya sebelumnya, tidak diragukan minat masyarakat terhadap paus di penangkaran telah berkurang.

Baca juga: Langka, Begini Jadinya kalau Paus Beluga Kawin dengan Narwhal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com