Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Atasi Polusi Udara dengan Fitoremediasi yang Ramah Lingkungan

Kompas.com - 26/09/2023, 15:35 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

a. Karbon dioksida (CO2)

Sebagai penyerap karbon alami CO2 yang terkenal, tumbuhan mengekstrak karbon dioksida di udara melalui fotosintesis dan menyimpannya di organ tumbuhan untuk jangka waktu pendek atau panjang.

Karbon dioksida yang tersimpan di tanaman diubah menjadi humus atau disimpan. Penyerapan karbon adalah penyimpanan karbon dioksida pada tanaman dalam jangka waktu yang lama, sehingga dampak karbon dioksida terhadap perubahan iklim dan polusi udara dapat dikurangi.

b. Sulfur dioksida (SO2)

Sulfur dioksida berdifusi melalui stomata tanaman dan terdegradasi melalui “siklus sulfur reduktif”. Tanaman menyerap produk (asam amino yang mengandung sulfur) dari siklus melalui akarnya untuk pertumbuhan.

Baca juga: Apakah Dampak Nilai Oktan Bensin Terhadap Polusi Udara?

c. Nitrogen dioksida (NO2)

Fitoremediasi nitrogen dioksida dimulai dengan adsorpsi melalui stomata, daun, dan permukaan akar. Selanjutnya, nitrogen dioksida mengalami metabolisme melalui jalur asimilasi nitrat dan membentuk molekul organik seperti asam amino.

d. Ozon (O3)

Dalam kaitannya dengan ozon, penyerapan stomata akan menjadi serapan yang dominan karena ozon bereaksi dalam bentuk gas atau menghilang ketika mendekati kutikula dan senyawa apoplastik.

Selain itu, zat lilin, ion, garam, VOC biogenik, dan antropogenik yang ada di kutikula bereaksi dengan ozon. Dengan demikian, serapan ozon pada tumbuhan dilakukan melalui stomata.

Seperti nitrogen, paparan ozon tingkat sedang hingga tinggi menyebabkan kerusakan serta perubahan biokimia dan fisiologis tanaman.

Mikroba pada tumbuhan terlibat dalam metabolisme CO2, SO2, dan NOx tetapi tidak untuk ozon karena ozon merupakan agen antimikroba.

Meskipun demikian, ROS (Reactive Oxygen Species) yang dihasilkan oleh ozon dalam fase gas memiliki sifat antioksidan tinggi yang dapat melakukan detoksifikasi pada tanaman.

4. Fitoremediasi Polutan Organik yang Persisten

Mirip dengan VOC, POPs (Persistant Organic Pollutants) merupakan polutan organik yang tidak dapat dikonversi tanaman sebagai sumber energi, namun dapat diubah menjadi molekul yang lebih larut dalam air atau diimobilisasi.

Baca juga: Apa Itu PM2,5 yang Selalu Dikaitkan dengan Polusi Udara?

Proses transformasi ini disebut sebagai model “hati hijau” dimana reduksi, konversi, metabolisme, dan eliminasi polutan organik memungkinkan tanaman mengurangi toksisitas polutan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com