KOMPAS.com - Pencairan es Antartika semakin mengkhawatirkan para ilmuwan dunia, sebab ini menunjukkan bagaimana perubahan iklim perlahan mulai berdampak.
Untuk menyelamatkan es Antartika, para ilmuwan berencana melakukan rekayasa iklim dengan meredupkan Matahari.
Rekayasa atau manipulasi iklim bumi yang sering disebut dengan geoengineering, sering kali dianggap sebagai upaya terakhir untuk mengatasi krisis iklim.
Namun pemodelan baru menunjukkan, tindakan geoengineering seperti meredupkan Matahari untuk menyelamatkan salah satunya Antartika dari krisis iklim, tidak akan cukup.
Menurut ilmuwan, hanya ada satu hal yang bisa dilakukan yaitu berhenti menggunakan bahan bakar fosil.
Bencana kebakaran, banjir, dan peristiwa cuaca ekstrem lainnya melanda musim panas di Belahan Bumi Utara.
Baca juga: Ilmuwan Temukan Kehidupan di Bawah Lapisan Es Antartika
Dikutip dari Science Alert, Senin (11/9/2023) membuat para ilmuwan memikirkan kembali mengenai potensi geoengineering untuk menyelamatkan Bumi, terutama es Antartika yang terus mencair dan dapat memberikan berbagai potensi bencana bagi planet ini.
Solusi yang berpotensi berbahaya itu muncul seiring dengan semakin intensifnya bencana yang disebabkan oleh perubahan iklim.
“Peluang untuk membatasi kenaikan suhu global hingga di bawah 2 derajat akan segera berakhir, sehingga ada kemungkinan bahwa langkah-langkah teknis untuk mempengaruhi iklim akan dipertimbangkan secara serius di masa depan,” kata ahli glasiologi Universitas Bern, Johannes Sutter.
Jadi Sutter dan rekannya memutuskan untuk menyelidiki dampak peredupan Matahari di salah satu titik kritis iklim yang paling dikhawatirkan oleh para peneliti.
“Pengamatan terhadap aliran es di Antartika Barat menunjukkan bahwa kita sudah sangat dekat dengan apa yang disebut sebagai titik kritis atau telah melewatinya,” jelas Sutter.
“Dengan penelitian ini, kami ingin mengetahui apakah runtuhnya lapisan es secara teoritis dapat dicegah dengan manajemen radiasi matahari," katanya lagi.
Wilayah Antartika sudah kehilangan banyak es, meski saat ini sedang musim dingin, termasuk berkurangnya es laut yang membendung gletser Antartika Barat di daratan.
Baca juga: Ilmuwan Temukan Dunia Tersembunyi Jauh di Bawah Es Antartika