Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Ungkap Tanaman Berpotensi Jadi Solusi Cemaran Mikroplastik

Kompas.com - 08/09/2023, 08:00 WIB
Sarah Adhira Rahmah,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

 

 

Serbuk kayu digunakan pada penelitian ini karena memiliki ketahanan fisik yang relatif tinggi, stabil pada tekanan tinggi, berlimpah, mudah didapatkan, dan berbiaya rendah.

Demikian pula halnya pada asam tanin. Asam tanin digunakan dalam riset ini karena ketersediaannya yang banyak dan mudah didapat.

Menurut Wanpeng Xi dalam makalah studi yang diterbitkan di jurnal Nutritional Composition and Antioxidant Properties of Fruits and Vegetables dan dipublikasikan tahun 2020, asam tanin dapat ditemukan pada buah-buahan yang belum matang.

Asam tanin merupakan jenis polifenol alami larut air yang memiliki berat molekul lebih dari 500 Dalton atau 1700 gram/mol.

Hasil eksperimen tim peneliti dari Institute of BioProducts UBC ini pada mikroplastik polipropilena dari limbah kantong teh adalah sebanyak 95,2 persen sampai 99,9 persen partikel mikroplastik dapat dihilangkan secara efisien, termasuk pada percobaan in vivo pada tikus.

Eksperimen pada tikus membuktikan bahwa akumulasi mikroplastik pada organ-organ tikus tersebut dapat dicegah.

Baca juga: Studi Ungkap Tanaman Pertama yang Harus Ditumbuhkan di Mars

Kendati saat ini penelitian bioCap baru dilakukan pada skala laboratorium, namun para peneliti meyakini, riset ini dapat ditingkatkan ke skala industri bersama mitra yang tepat.

Bahaya mikroplastik

Mikroplastik yang mencemari lautan diketahui dapat berasal dari mana saja, seperti penguraian sampah plastik di laut, ataupun mikroplastik dari daratan yang terbawa oleh air sungai.

Mikroplastik tidak hanya berbahaya bagi manusia, tapi juga bagi ekosistem laut. Ikan ataupun burung yang menelan mikroplastik dapat mengalami penurunan nafsu makan, perubahan perilaku, dan mutasi genetik.

Penelitian-penelitian mengenai mikroplastik semakin ramai dilakukan untuk mencari solusi dari pencemarannya.

Tantangan yang umumnya dihadapi ialah beragamnya jenis mikroplastik. Hal ini menyebabkan penanganan yang dilakukan harus berbeda-beda pula menyesuaikan jenis mikroplastik.

Baca juga: Studi Ungkap Polusi Nanoplastik Pertama Kali Terdeteksi di Kutub Bumi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com