Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/01/2022, 16:32 WIB
Mela Arnani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Polusi nanoplastik telah terdeteksi di daerah kutub Bumi untuk pertama kalinya. Temuan studi ini menunjukkan bahwa saat ini partikel kecil tersebut telah menyebar ke seluruh dunia.

Polusi nanopartikel plastik lebih kecil dan lebih beracun dibandingkan mikroplastik. Nanoplastik sangat aktif secara toksikologi dibandingkan dengan mikroplastik, namun dampak kesehatan dari keduanya terhadap manusia belum diketahui. 

“Kami mendeteksi nanoplastik di sudut terjauh Bumi, baik wilayah kutub utara dan selatan,” ujar pemimpin penelitian Dusan Materic dari Universitas Utrecht di Belanda seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (22/1/2022).

Analisis inti dari lapisan es Greenland yang mempunyai kedalaman 14 meter mewakili lapisan hujan salju sejak tahun 1965. Ini memperlihatkan kontaminasi nanoplastik di kutub telah mencemari wilayah terpencil setidaknya selama 50 tahun.

“Yang mengejutkan bagi saya bukanlah kami mendeteksi nanoplastik di sana, tapi mendeteksinya sampai ke inti,” ujar Materic.

Sehingga walaupun nanoplastik dianggap sebagai polutan baru, lanjut dia, sebenarnya telah ada selama beberapa dekade.

Baca juga: Polusi Plastik di Lautan Ancam Oksigen Dunia, Kok Bisa?

Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan juga menemukan bahwa polusi nanoplastik di kutub Bumi tersebut, seperempatnya partikel berasal dari ban kendaraan. Nanopartikel ini sangat ringan dan diperkirakan tertiup ke Greenland oleh angin dari kota-kota di Amerika Utara dan Asia.

Adapun nanoplastik yang ditemukan di es laut di McMurdo Sound di Antartika, kemungkinan besar telah terbawa oleh arus laut ke benua terpencil.

Menurut para ilmuwan, plastik yang merupakan bagian dari campuran polusi kimia di Bumi, telah melewati batas aman bagi umat manusia.

Polusi plastik telah ditemukan dari puncak Gunung Everest hingga kedalaman lautan. Bahkan, orang-orang diketahui tidak sengaja memakan dan menghirup mikroplastik, dengan penelitian terbaru lainnya menemukan partikel ini menyebabkan kerusakan pada sel manusia.

Sebelumnya polusi mikroplastik telah ditemukan di Kutub Utara, tapi tim peneliti harus mengembangkan metode deteksi baru untuk menganalisis partikel nano yang jauh lebih kecil.

Studi polusi nanoplastik di kutub Bumi ini telah menunjukkan bahwa debu yang dipakai dari ban kemungkinan menjadi sumber utama mikroplastik laut dan penelitian baru memberikan bukti yang nyata.

Baca juga: Polusi Udara Sebabkan 500.000 Bayi Meninggal, Begini Penjelasan Sains

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com