Paparan manusia terhadap nanoplastik dapat menyebabkan sitotoksisitas dan peradangan.
“Yang paling penting sebagai peneliti adalah mengukut polusi secara akurat dan kemudian menilai situasinya,” jelas Materic.
Menurut dia, penelitian yang dilakukan tersebut masih sangat awal untuk ditarik kesimpulan.
Sementara itu, penelitian mulai dilakukan untuk mengetahui dampak polusi plastik terhadap kesehatan.
Pemimpin kelompok mikroplastik baru di University of Portsmouth Inggris Dr Fay Couceiro melakukan penyelidikan keberadaan mikroplastik di paru-paru pasien dengan penyakit paru-paru obstruktif kronik (PPOK) dan asma.
Baca juga: Dampak Nyata Polusi Udara, Picu 6 Juta Kelahiran Prematur Setiap Tahun
Penelitan tersebut akan mempelajari faktor-faktor pemicu kondisi pasien.
“Selain kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh plastik, ada kekhawatiran yang berkembang terhadap dampak menghirup dan menelan mikroplastik terhadap tubuh kita,” tutur Couceiro.
Studi menujukkan kemungkinan seseorang menghirup 2.000-7.000 mikroplastik per hari.
Data ini mengartikan bahwa masing-masing individu berpotensi menghirup atau menelan mikroplastik hingga 1,8 juta setiap tahun dan mengendap di dalam tubuh.
“Sulit membayangkan mereka tidak melakukan kerusakan permanen,” pungkas Prof Anoop Jivan Chauhan, seorang spesialis pernapasan Universitas Rumah Sakit Portsmouth.
Baca juga: Polusi Udara Jakarta 20 Tahun Terakhir Turun Drastis berkat PSBB, Kok Bisa?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.