Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Penguin di Amerika Selatan Mati Misterius, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 28/07/2023, 17:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sekitar 2.000 penguin Magellan ditemukan mati terdampar dengan perut kosong dan tubuh sangat kurus di pantai Uruguay baru-baru ini.

"Sembilan puluh persen adalah spesimen muda tanpa cadangan lemak dan dengan perut kosong," kata Carmen Leizagoyen, yang bekerja di Kementerian Lingkungan Hidup di Uruguay.

Penyebab kematian ribuan penguin

Seperti diberitakan Science Alert, Kamis (27/7/2023) penyebab kematian massal masih belum diketahui tetapi para ilmuwan khawatir bahwa perubahan iklim yang ekstrem berkontribusi terhadap penurunan spesies yang cepat.

Sejak tahun 2004, para ahli menganggap penguin Magellan (Spheniscus magellanicus) 'hampir terancam'.

Dan dalam 30 tahun terakhir ini, ratusan burung ini sering ditemukan mati di pantai timur Amerika Selatan.

Pada tahun 2010, misalnya, lebih dari 550 penguin mati kelaparan di pantai Brasil. Dua tahun kemudian, sebanyak 745 penguin lagi-lagi terdampar dalam kondisi mati di garis pantai negara itu.

Baca juga: Mengenal Penguin Kaisar, Koloni Penguin Penghuni Antartika Barat

Namun kematian massal ribuan penguin di Amerika Selatan ini diperkirakan tidak selalu terjadi karena alasan yang sama.

Ancaman utama mungkin adalah kenaikan suhu. Sementara di tahun-tahun lain, penyebab utamanya mungkin lebih berkaitan dengan hipotermia, badai, atau kelaparan.

Itu semua tergantung di mana penguin berada dalam migrasi mereka.

Hampir sepanjang musim panas, penguin Magellan bersarang di Argentina selatan. Sementara saat musim dingin, mereka akan pergi ke utara untuk mencari makanan dan air hangat.

Tidak jarang penguin remaja mati selama perjalanan tersebut, tetapi jumlah kematian baru-baru ini di luar kendali.

Tahun ini, para ahli menduga siklon subtropis di lepas pantai Uruguay mungkin telah melemahkan populasi yang sudah kelaparan. Teori itu didukung dengan temuan burung laut lain, penyu, dan singa laut yang mati terdampar di sekitarnya.

Burung laut yang mati tersebar di pantai Uruguay dinyatakan negatif flu burung, tetapi sama seperti halnya yang ditemukan pada penguin, perut mereka kosong selama berhari-hari dan bulu menunjukkan kekurangan lemak yang mengejutkan.

Baca juga: Seperti Apa Penguin Terkecil yang Pernah Hidup di Selandia Baru?

 

 

"Kekurangan pangan akibat eksploitasi berlebihan penangkapan ikan Atlantik Selatan dan dampak perubahan iklim pada arus lepas pantai bisa menjadi penyebab peristiwa menyedihkan ini," jelas organisasi kesejahteraan hewan SOS Rescate de Fauna Marina di Facebook.

Kejadian itu juga bisa terkait dengan badai. Tetapi kurangnya daya tahan tubuh adalah faktor pemicu bahwa mereka tidak dapat melewati badai.

Berkurangnya sumber makan penguin

Para ilmuwan telah mengetahui bahwa penguin Magellan telah berjuang untuk mencari makan sendiri sejak tahun 1990-an.

Dan hanya sedikit yang telah dilakukan selama beberapa tahun untuk memastikan keberlanjutan ikan teri, sarden, dan makanan penguin lainnya di bagian dunia ini.

Pengangkapan ikan berlebihan adalah faktor yang membuat kurangnya pakan mereka. Tetapi perubahan pola cuaca akibat perubahan iklim pun dapat mengubah distribusi mangsa laut utama penguin.

Jika tidak ada perubahan, kematian massal spesies penguin ini bisa menjadi peristiwa tahunan.

Baca juga: Penguin Langka dari Antartika Ini Tersasar sampai Selandia Baru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com