Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/06/2023, 17:01 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Pertumbuhan ekor pada bayi ini kemungkinan besar disebabkan oleh campuran faktor genetik dan lingkungan.

Bayi lahir dengan ekor

Ketika embrio manusia mencapai perkembangan sekitar lima minggu, ia menumbuhkan struktur seperti ekor yang terdiri dari tabung saraf dan notochord, yang mirip dengan sumsum tulang belakang awal.

Pada minggu kedelapan perkembangannya, ekor ini biasanya diserap kembali ke dalam tubuh embrio. Jika ekor tersebut bertahan sampai bayi lahir, itu bisa menunjukkan adanya cacat lahir yang lebih besar.

Faktanya, bayi manusia yang lahir dengan ekor cenderung memiliki cacat saraf yang serius.

Baca juga: Mengapa Banyak Anak Mesir Kuno Menderita Anemia?

Pada tahun 2008 misalnya, sebuah makalah berpendapat bahwa ekor sisa sebenarnya tidak jinak, karena mungkin terkait dengan disrafisme yang mendasarinya.

Ini menunjukkan bahwa bayi yang lahir dengan ekor membutuhkan perhatian medis yang lebih besar daripada operasi sederhana.

Hal tersebut berkebalikan dengan pendapat pada makalah di tahun 1985, yang menyebut ekor manusia sebenarnya adalah kondisi jinak yang tidak terkait dengan malformasi tulang belakang apa pun.

Anggapan bahwa ekor yang tumbuh itu tidak berbahaya terjadi, karena tidak ada penelitian yang cukup mengenainya, terlebih mengingat jarangnya studi kasus terkait bayi yang lahir dengan ekor.

Baca juga: Mengapa Suhu Tubuh Meningkat Saat Berolahraga?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com