Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Saja Penyakit yang Disebabkan oleh Vape Rokok?

Kompas.com - 16/06/2023, 19:00 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Gangguan mata karena vape

Tidak seperti rokok tembakau yang menghasilkan asap, perangkat pada vape akan menghasilkan aerosol. Namun, bukan berarti paparan rokok elektrik ini tidak dapat berdampak buruk.

Menurut tinjauan studi tahun 2021 di jurnal International Ophthalmology, paparan asap vape pada mata dapat menyebabkan gangguan mata

Hal ini terkait dengan zat atau bahan kimia yang terkandung dalam cairan vape, di antaranya seperti aldehida dan perasa. Zat tersebut dapat merusak lapisan air dan menyebabkan beberapa kondisi berikut.

  1. Menyebabkan peradangan
  2. Memperburuk penglihatan
  3. Mengurangi aliran darah ke mata.

Kendati demikian studi lebih lanjut masih tetap diperlukan untuk memahami efek yang sebenarnya dari vape terhadap gangguan mata.

Baca juga: Apakah Cairan Vape Beracun untuk Tubuh?

  • Vape menyebabkan kerusakan gigi

Untuk hal ini, masih sedikit penelitian yang dilakukan terkait efek vape pada kesehatan mulut dan gigi.

Akan tetapi, menurut Dr. Sam Jethwa, wakil presiden The British Academy of Cosmetic Dentistry, bukti awal menunjukkan bahwa orang yang melakukan vaping lebih berisiko mengalami gigi berlubang dibandingkan mereka yang tidak menggunakan vape atau merokok.

Pada saat orang menghirup vape, ia akan menghisap gula pada cairan vape, yang mana zat tersebut akan menempel pada gigi, sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada enamel gigi.

Selain itu, Jethwa menjelaskan, cairan vape juga dapat mengubah mikrobioma mulut, membuatnya jadi lebih ramah terhadap bakteri penyebab pembusukan.

Baca juga: Bahaya Vape Rokok Menggandakan Risiko Disfungsi Ereksi pada Pria Usia 20 Tahun ke Atas

  • Kerusakan DNA dan kanker

Risiko lain yang dapat disebabkan oleh penggunaan vape adalah rusaknya DNA dan dapat menyebabkan kanker.

Menurut Irem Patel, konsultan dokter pernapasan terpadu dan dosen senior kehormatan di King's College London, Inggris, hingga saat ini, tidak tampak adanya bukti bahwa vape berkontribusi terhadap kanker.

Kendati demikian, masih diperlukan waktu puluhan tahun untuk menindaklanjuti dan memerlukan bentuk penelitian yang lebih kompleks untuk melihat peningkatan risiko kanker akibat penggunaan rokok elektrik.

Dalam sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Nicotine & Tobacco Research tahun 2023 menunjukkan perbandingan tingkat kerusakan DNA pada sel-sel yang melapisi bagian dalam mulut pada orang yang tidak merokok, perokok bukan pengguna vape dan bukan pengguna.

Hasilnya, peneliti menemukan, orang yang menggunakan vape dan mereka merokok dapat menunjukkan tingkat kerusakan DNA yang serupa, dan perubahan DNA tersebut dapat menjadi prekursor kanker.

Studi ini juga menemukan bahwa cairan vape dengan rasa manis, mint dan mentol tampaknya yang paling banyak menyebabkan kerusakan DNA. Akan tetapi, masih diperlukan studi lanjutan untuk memahami korelasi ini.

Baca juga: Vape Tak Lebih Aman dari Rokok Konvensional, Apa Saja Bahaya Vape Rokok?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com