KOMPAS.com - Ovulasi atau yang dikenal dengan masa subur terjadi ketika perubahan hormonal memberi sinyal pada ovarium untuk melepaskan sel telur yang matang.
Biasanya, masa subur terjadi sebulan sekali di tengah siklus menstruasi.
Masa subur terkadang dapat dikaitkan dengan gejala kembung, payudara lembut, dan sedikit peningkatan suhu tubuh basal.
Dilansir dari Healthline, berikut adalah 6 ciri masa subur wanita. Namun, perlu diingat bahwa tanda-tanda ovulasi bisa berbeda antar individu.
Baca juga: Kapan Masa Subur Setelah Haid agar Cepat Hamil?
Beberapa orang mengalami sedikit ketidaknyamanan panggul atau kram ringan sebelum atau selama masa subur.
Rasa tidak nyaman di panggul yang terkait dengan ovulasi dapat disebabkan oleh pecahnya folikel dan pelepasan sejumlah kecil darah atau cairan.
Sensasi ini dapat dirasakan di kedua ovarium dan dapat bervariasi dalam lokasi dan intensitas dari bulan ke bulan.
Nyeri ovulasi dapat berlangsung hanya beberapa saat, tetapi beberapa orang merasakan ketidaknyamanan ringan untuk jangka waktu yang lebih lama.
Suhu tubuh basal (BBT) mengacu pada suhu saat pertama kali bangun di pagi hari, sebelum bangun dan bergerak.
Baca juga: Ingin Segera Hamil? Ketahui Masa Subur Anda
BBT akan naik sekitar 1 derajat F atau kurang selama 24 jam setelah ovulasi terjadi. Hal ini disebabkan oleh sekresi progesteron.
Jika kehamilan tidak terjadi, BBT akan tetap meningkat sampai menstruasi dimulai.
Dengan demikian, melacak BBT dapat memberikan petunjuk tentang pola ovulasi dari bulan ke bulan.
Lendir serviks utamanya terdiri dari air. Lendir akan berubah dalam konsistensi selama masa subur karena perubahan kadar hormon, seperti estrogen dan progesteron, dan dapat memberikan petunjuk tentang ovulasi.
Perubahan konsistensi lendir serviks sekitar masa subur berfungsi membantu mengangkut sperma ke sel telur.
Baca juga: Lipstik Khusus Ini Bisa Ungkap Masa Subur Wanita
Selama masa subur, volume cairan licin yang kaya nutrisi ini meningkat. Lendir juga menjadi lebih tipis, melar, dan berwarna bening.