Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Polio Ditemukan pada Limbah di New York, Ini Gejala yang Bisa Muncul

Kompas.com - 15/08/2022, 09:03 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Otoritas Kesehatan di Amerika Serikat mengumumkan telah mengidentifikasi virus polio, yang ditemukan dalam sampel air limbah di New York City.

Mereka berkata, temuan virus polio teridentifkasi pada limbah tersebut menunjukkan kemungkinan adanya penularan lokal.

Temuan ini terjadi setelah satu kasus polio yang dialami orang dewasa. Kasus polio tersebut diumumkan pada 21 Juli 2022, yang terjadi di Rockland.

Baca juga: Virus Polio Ditemukan pada Limbah Kotoran Manusia, Kok Bisa?

 

Ini merupakan kasus polio pertama yang terkonfirmasi di Amerika Serikat, setelah hampir 10 tahun terakhir.

Oleh sebab itu, pejabat setempat menyarankan agar warga segera mendapatkan vaksin polio. Pihaknya menyebut, vaksinasi terbukti melindungi warga Amerika Serikat dari polio.

Seri utama dari tiga vaksin memberikan perlindungan 99 persen. Sebaliknya, orang yang tidak divaksinasi lebih rentan terinfeksi virus.

"Deteksi virus polio dalam sampel air limbah di New York City mengkhawatirkan, tetapi tidak mengejutkan," kata Komisaris Kesehatan Negara Bagian Amerika, Dr Mary T. Bassett dilansir dari CNN, Jumat (12/8/2022).

Penularan dan gejala polio

Virus polio kerap kali menyebar melalui tinja. Meski jarang, beberapa kasus dilaporkan menular melalui droplet saat seseorang yang terinfeksi virus polio bersin atau batuk.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, 90 persen orang dengan polio tidak memiliki gejala yang terlihat secara signifikan.

Kendati begitu, sejumlah gejala polio yang dapat muncul di antaranya gejala seperti flu yakni sakit tenggorokan, demam, kelelahan hingga mual.

Disebutkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), sekitar satu dari 25 pasien polio akan mengalami meningitis virus, infeksi pada penutup sumsum tulang belakang dan/atau otak.

Penyakit ini pun bisa mengarah pada kelumpuhan. Bahkan anak-anak yang sepenuhnya pulih dari penyakit, dapat mengalami nyeri otot dan kelemahan bertahun-tahun kemudian.

Kelumpuhan bisa menyebabkan cacat permanen dan kematian, karena berpotensi memengaruhi otot-otot yang digunakan untuk bernapas.

Baca juga: Indonesia Bebas Polio sejak 2014, Kenapa Masih Tetap Ada Vaksinasi?

 

CDC selidiki polio di New York

Seorang pejabat CDC mengatakan, bahwa kasus polio di Rockland hanya puncak gunung es, artinya kemungkinan ada banyak kasus yang belum terdeteksi di tengah masyarakat.

Menyusul temuan ini, CDC mengirimkan tim ahli ke wilayah tersebut pada pekan lalu untuk menyelidiki kasus dan membantu menyediakan vaksinasi.

Di sisi lain, penyakit polio sangat bisa dicegah dengan vaksinasi yang telah tersedia sejak tahun 1955.

"Tidak ada yang lebih penting daripada memvaksinasi anak-anak kita untuk melindungi mereka dari virus ini, dan jika Anda orang dewasa yang tidak divaksinasi atau tidak divaksinasi secara lengkap, silakan dapatkan vaksinnya," ungkap Komisaris Kesehatan New York City, Dr Ashwin Vasan.

Baca juga: Kabar Baik, Virus Polio Liar Tipe Tiga Telah Dimusnahkan

Para pejabat menuturkan, cakupan vaksin rutin telah turun di antara anak-anak New York sejak 2019.

Mereka mencatat, hanya 86,2 persen anak-anak usia 6 bulan hingga 5 tahun yang sudah menerima tiga dosis vaksin polio.

Sedangkan, hampir 14 persen anak lainnya belum mendapatkan vaksinasi untuk terlindungi dari paparan virus.

"Risiko (polio) bagi warga New York itu nyata, tetapi perlindungannya sangat sederhanaa, dapatkan vaksinasi polio. Polio sepenuhnya dapat dicegah, dan kemunculannya kembali harus menjadi panggilan untuk bertindak bagi kita semua," jelas Vasan.

Otoritas setempat memastikan sudah membuka klinik-klinik, untuk memberikan suntikan vaksin polio, agar membantu warga yang ingin melakukan vaksinasi polio.

Baca juga: Inggris Laporkan Temuan Virus Polio yang Teridentifikasi pada Limbah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com