Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India Temukan Dua Kasus Strain A.2 Cacar Monyet, Apa Gejalanya?

Kompas.com - 08/08/2022, 17:03 WIB
Mela Arnani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Analisis terhadap dua kasus cacar monyet pertama di India oleh Indian Council of Medical Research (ICMR) dan National Institute of Virology (NIV) mengungkapkan, bahwa kedua kasus yang kembali dari Uni Emirat Arab (UEA) terinfeksi jenis virus A.2.

Strain A.2 berbeda dengan jenis virus yang menyebabkan merebaknya kasus monkeypox mengkhawatirkan di Eropa.

Strain A.2, yang terdeteksi di AS tahun lalu, belum dikaitkan dengan kluster utama, tapi wabah saat ini didorong oleh strain B.1 dari virus monkeypox. 

Baca juga: Belum Ada Pengobatan Spesifiknya, Ketahui Penularan dan Gejala Cacar Monyet

Melansir Live Mint, temuan penelitian yang dilakukan oleh peneliti India telah dipublikasikan di Research Square, server pra-cetak, dan belum ditinjau oleh rekan sejawat.

Sejauh ini, India telah melaporkan sembilan kasus cacar monyet dan satu kematian.

Gejala cacar monyet strain A.2

Dari penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa kedua kasus tersebut terjadi pada pria berusia 35 tahun dan 31 tahun.

Seorang ilmuwan senior di National Institute of Virology (NIV) dan penulis utama studi tersebut Dr Pragya Yadav mengatakan, orang asing yang kembali UEA mengalami demam, mialgia, dan lesi vesikular pada area genital dengan limfadenopati servikal.

Untuk keperluan studi, usap orofaringeal dan nasofaring, darah EDTA, serum, urine, sampel lesi dari beberapa tempat dikumpulkan dari kedua kasus pada hari kesembilan setelah onset penyakit.

Setelah itu, spesimen klinis dari kedua kasus diuji dengan real-time PCR untuk orthopoxvirus, monkeypox virus (MPXV).

- Pria berusia 35 tahun

Gejala yang dialami oleh pria berusia 35 tahun diawali dengan demam ringan dan mialgia (sakit kepala) pada 5 Juli 2022.

Setelah itu, pria tersebut mengalami ruam vesikular multipel di rongga mulut dan bibir, yang diikuti oleh lesi tunggal pada organ genital. Pria ini juga mengalami ruam di kedua tangannya. 

Dikarenakan gejalanya cenderung mengarah ke monkeypox, maka pria ini disarankan untuk melakukan pemeriksaan cacar monyet.

"Dia melakukan perjalanan dari UEA ke kampung halamannya di Kerala pada 12 Juli. Sekembalinya, dia menderita sakit tenggorokan bersama dengan memburuknya lesi mulut. Mengingat riwayat kontaknya dengan kasus dugaan cacar monyet dan pustular, dia dirujuk ke Government Medical College Thiruvananthapuram," tulis studi tersebut.

Baca juga: Apa Bedanya Cacar dan Cacar Monyet?

 

- Pria berusia 31 tahun

Sementara itu, pria lainnya yang berusia 31 tahun mengalami disuria dan pembengkakan alat kelamin pada 8 Juli 2022.

Pria ini memiliki riwayat perjalanan dari Dubai ke kampung halamannya di Kerala pada 13 Juli 2022.

Setelah itu, dia mengunjungi rumah sakit pemerintah setempat dan atas dugaan kasus cacar monyet, dilakukan isolasi pada 16 Juli 2022.

Studi tersebut menuliskan, infeksi dimulai dengan penyakit demam dengan inkubasi rata-rata 513 hari bersamaan limfadenopati, mialgia, dan sakit kepala, diikuti oleh ruam vesikular atau pustular yang tertanam dalam.

Ruam terutama dimulai dari wajah, daerah genital atau perianal, yang kemudian didistribusikan secara sentrifugal ke bagian lain dari tubuh dan berkembang dari waktu ke waktu menjadi keropeng.

Baca juga: Waspada Cacar Monyet, Apa Dampaknya pada Ibu Hamil dan Menyusui?

Pemeriksaan genom

Urutan genom lengkap yang diperoleh dari lesi kulit kasus pertama dan kedua menunjukkan kesamaan masing-masing 99,91 persen dan 99,96 persen dengan MPXV_USA_2022_FL001 clade Afrika Barat.

Lebih lanjut, analisis filogenetik mengungkapkan kedua kasus terinfeksi virus cacar monyet strain A.2 yang termasuk dalam hMPXV- 1A garis keturunan clade 3 (clade Afrika Barat).

Saat ini, terdapat dua clade yang diketahui dari virus monkeypox, yaitu Afrika Barat dan Afrika Tengah (Congo Basin).

Dari keduanya, clade Kongo menyebabkan penyakit yang lebih parah, dengan 0-11 persen kematian dan peningkatan penularan.

"Clade Afrika Barat ditemukan beredar dalam wabah yang sedang berlangsung tahun ini di negara-negara non-endemik. Ini lebih ringan daripada garis keturunan Kongo yang dilaporkan sebelumnya," kata seorang ilmuwan senior di National Institute of Virology (NIV) dan penulis utama studi Dr Pragya Yadav seperti dikutip dari Business Standard, Senin (8/8/2022).

Pada 23 Juli lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan, bahwa cacar monyet sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional, mengingat wabah global di enam wilayah di beberapa negara, termasuk negara non-endemik.

Baca juga: 8 Pertanyaan Paling Umum soal Cacar Monyet, Dokter Jelaskan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com