Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makanan Ultra Proses Bisa Sebabkan Penurunan Kognitif

Kompas.com - 05/08/2022, 20:03 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Sebuah studi baru mengungkapkan, makan makanan ultra proses lebih dari 20 persen dari asupan harian dapat membuat seseorang mengalami penurunan kognitif.

Penelitian mendefinisikan makanan ultra proses sebagai formulasi industri zat makanan (minyak, lemak, gula, pati, dan isolat protein) yang mengandung sedikit atau tidak sama sekali makanan utuh dan biasanya mencakup perasa, pewarna, pengemulsi, dan aditif kosmetik lainnya.

Makanan ultra proses saat ini cenderung lebih banyak dipilih lantaran kepraktisannya. Sebut saja sup kemasan, saus, pizza beku, sosis, burger, soda, donat, dan makanan siap saji lainnya.

Namun di balik kemudahan hidup yang kita dapatkan itu, makanan ultra proses tak baik untuk kesehatan.

Baca juga: Ilmuwan Coba Konsumsi Makanan Ultra-Proses Selama 30 Hari, Ini yang Terjadi pada Tubuhnya

Studi telah menemukan, bahwa makanan tersebut dapat meningkatkan obesitas, masalah jantung, dan sirkulasi, diabetes, dan kanker. Makan makanan ultra proses bahkan dapat memperpendek hidup kita.

Sekarang sebuah studi baru telah mengungkapkan, makan lebih banyak makanan ultra proses dapat berkontribusi pada penurunan kognitif secara keseluruhan, termasuk area otak yang terlibat dalam fungsi eksekutif--kemampuan untuk memproses informasi dan membuat keputusan.

Faktanya, seperti dikutip dari CNN, Kamis (4/8/2022) pria dan wanita yang makan makanan ultra proses memiliki tingkat penurunan kognitif 28 persen dan fungsi eksekutif sebesar 25 persen secara global lebih cepat, dibandingkan dengan orang yang makan lebih sedikit makanan olahan.

"Meskipun membutuhkan studi dan replikasi lebih lanjut, hasil studi baru ini cukup menarik dan menekankan peran penting nutrisi yang tepat, dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan otak, serta mengurangi risiko penyakit otak seiring bertambahnya usia," kata Rudy Tanzi, profesor neurologi di Harvard Medical School yang tak terlibat dalam penelitian.

"Masalah utama makanan ultra proses biasanya sangat tinggi gula, garam, dan lemak yang semuanya memicu peradangan sistemik, ancaman paling utama terhadap penuaan yang sehat di tubuh dan otak," ungkapnya.

Baca juga: Hati-hati, Makanan Ultra Proses Sebabkan Anak Obesitas Saat Dewasa

 

Orang-orang yang telah nyaman dengan makanan cepat saji ini, akhirnya jarang atau bahkan hampir tak pernah mengonsumsi lagi makanan yang tinggi serat.

Padahal, makanan tinggi serat penting untuk menjaga kesehatan dan keseimbangan triliunan bakteri dalam mikrobioma usus yang penting untuk kesehatan otak dan mengurangi risiko penyakit otak terkait usia, seperti Alzheimer.

Dalam studi ini, peneliti melibatkan 10.000 orang Brasil. Lebih dari separuh peserta penelitian adalah wanita, berpendidikan perguruan tinggi, dan usia rata-rata adalah 51 tahun.

Baca juga: Hati-hati, Makanan Ultra-proses Bisa Membuat Sel Menua Lebih Cepat

Peserta penelitian melakukan tes kognitif yang meliputi mengingat kata segera dan tertunda, pengenalan kata dan kelancaran verbal. Peserta juga ditanyai tentang diet mereka.

"Di Brasil, makanan ultra proses menghasilkan 25 hingga 30 persen dari total asupan kalori dan itu tak berbeda jauh dari banyak negara Barat lainnya," kata Claudia Suemoto, rekan penulis studi ini.

"58 persen kalori yang dikonsumsi warga Amerika Serikat, 56,8 persen kalori yang dikonsumsi warga Inggris, dan 48 persen kalori yang dikonsumsi warga Kanada berasal dari makanan ultra proses," ungkap Suemoto.

Peneliti juga menemukan orang yang makan makanan ultra proses cenderung berasal dari kalangan muda, wanita, memiliki pendidikan dan pendapatan yang lebih tinggi, serta tak pernah merokok dan kecil kemungkinan untuk minum alkohol.

"Orang-orang perlu tahu, bahwa mereka harus memasak lebih banyak dan menyiapkan makanan mereka sendiri dari awal. Anda akan mengatakan tak punya waktu, tetapi sebenarnya (menyiapkan makanan) tidak memakan banyak waktu," sebut Suemoto.

"Itu akan sangat berharga karena Anda akan melindungi jantung dan menjaga otak dari demensia atau Alzheimer," pungkasnya.

Penelitian ini dipresentasikan dalam Konferensi Internasional Asosiasi Alzheimer 2022 di San Diego.

Baca juga: Ahli Gizi: Jangan Sumbang Makanan Ultra-Proses untuk Pengungsi Korban Bencana

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com