Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Coba Konsumsi Makanan Ultra-Proses Selama 30 Hari, Ini yang Terjadi pada Tubuhnya

Kompas.com - 01/11/2021, 21:31 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Makanan ultra proses, termasuk makanan kemasan produksi pabrik yang telah ditambahkan food additives, seperti gula, garam, dan penguat rasa banyak digemari orang. Selain terasa enak, makanan ultra proses juga dinilai praktis.

Padahal, terlalu banyak mengonsumsi makanan ultra proses berbahaya untuk kesehatan tubuh.

Melansir IFL Science, survei terbaru menunjukkan, bahwa anak-anak di beberapa negara maju sekarang menerima dua pertiga kalori mereka dari makanan ultra-proses, yang menyebabkan kekhawatiran akan kurangnya penelitian tentang dampak diet atau pola makan semacam itu terhadap fisiologi.

Baca juga: Hati-hati, Makanan Ultra Proses Sebabkan Anak Obesitas Saat Dewasa

Untuk mengisi kesenjangan pengetahuan ini, dokter Inggris Chris van Tulleken baru-baru ini memutuslan untuk mencoba pola makan yang terdiri dari 80 persen makanan ultra-proses selama 30 hari, yang kemudian menghasilkan serangkaian perubahan negatif pada tubuh dan otaknya.

Dr Van Tulleken menjelaskan, bahwa meskipun konsumsi makanan olahan yang berlebihan mungkin terdengar ekstrem, itu adalah pola makan yang sama dengan satu dari lima orang di Inggris.

Diawali dengan sarapan ayam goreng yang mengandung bermacam-macam bahan kimia, seperti monosodium glutamat, dia menghabiskan satu bulan penuh untuk mengisi mulutnya dengan makanan yang sangat enak.

Meskipun indra perasanya mungkin menikmati eksperimen itu, hal itu tidak lama sebelum akhirnya tubuhnya mulai menderita.

Hanya dalam beberapa hari, dia menyadari bahwa dia merasa lapar lebih sering daripada biasanya, dan bahkan mulai mendambakan makanan.

Lebih buruk lagi, dr. Van Tulleken mengalami sembelit. Ia mendokumentasikan fakta pengalamannya dengan merekam video.

“Saya tidak buang air besar, tapi butuh buang air besar," ujarnya dalam film dokumenter BBC berjudul 'What Are We Feeding Our Kids?

Ketika 30 hari berlalu, dr. Van Tulleken menemukan bahwa dirinya telah menambah berat badan hingga 6,5 kilogram, termasuk tambahan tiga kilogram lemak tubuh.

Berdasarkan hasil eksperimen ini, dia menghitung bahwa mempertahankan pola makan ini selama enam bulan akan menyebabkan dirinya membengkak hingga 38 kilogram.

Baca juga: Ahli Gizi: Jangan Sumbang Makanan Ultra-Proses untuk Pengungsi Korban Bencana

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com