Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inovasi Baru Cegah Penyebaran DBD dengan Wolbachia, Apa Itu?

Kompas.com - 23/07/2022, 19:02 WIB
Mela Arnani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan serius di beberapa daerah di Indonesia. Salah satu upaya untuh mencegah penyebaran penyakit ini yaknindengan inovasi baru Wolbachia

Tingkat prevalensi penyakit ini masih cukup tinggi. Sebab, demam berdarah dengue adalah infeksi virus dengue yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.

Di Indonesia teridentifikasi tiga jenis nyamuk yang bisa menularkan virus dengue yaitu Aedes aegypti, Aedes albopictus, dan Aedes scutellaris.

Demam berdarah terus mendapatkan perhatian pemerintah, yang menargetkan zero case atau nol kasus pada tahun 2030.

Menekan ancaman penyebaran dan penularan DBD, The World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta yang dijalankan oleh Prof. Adi Utarini menjalankan penelitian terkait pengendalian virus dengue dengan menggunakan nyamuk Aedes aegypti yang telah berbakteri Wolbachia.

Dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), bakteri ini akan dimasukkan ke dalam nyamuk, dan membuatnya tidak menularkan virus lagi.

Baca juga: Bakteri Wolbachia Sukses Tekan DBD, Bisakah Diterapkan di Seluruh Indonesia?

Wolbachia adalah bakteri yang dapat tumbuh alami di serangga terutama nyamuk, kecuali nyamuk Aedes aegypti, nyamuk penyebab demam berdarah dengue (DBD).

Bakteri ini bisa melumpuhkan virus dengue sehingga jika ada nyamuk pembawa demam berdarah ini menghisap darah yang mengandung virus dengue akan resisten, dan tidak akan menyebar ke dalam tubuh manusia.

Uji coba nyamuk Wolbachia cegah DBD

Uji coba penyebaran nyamuk ber-Wolbachia telah dilakukan di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. Rencananya uji coba akan terus diperluas.

Dalam pengujian tersebut dilakukan monitoring oleh perawat dan peneliti untuk melihat efektivitas bakteri Wolbachia terhadap penyebaran virus dengue.

Hasilnya menunjukkan, di lokasi yang telah disebar Wolbachia terbukti mampu menekan kasus demam berdarah hingga 77 persen. Intervensi ini jauh lebih efektif dibandingkan pemberian vaksin dengue.

“Penelitian WMP Yogyakarta sudah menghasilkan bukti bahwa di wilayah yang kita sebari nyamuk angka denguenya menurun 77,1 persen dan angka hospitalization karena dengue berkurang 86,1 persen. Intervensi ini efektivitasnya lebih bagus daripada vaksin dengue,” jelas Adi Utarini yang akrab disapa Uut.

Baca juga: Studi: Penyebaran Nyamuk ber-Wolbachia Terbukti Efektif Menurunkan Kasus DBD

Melinda Gates melihat cara kerja bakteri Wolbachia lewat mikroskopMelinda Gates/ Facebook Melinda Gates melihat cara kerja bakteri Wolbachia lewat mikroskop

Dari segi pembiayaan, penyebaran Wolbachia juga diklaim lebih murah dibandingkan vaksinasi dengue.

Selain efisien dan efektif, Wolbachia dipastikan aman karena gigitannya tidak akan berdampak terhadap kesehatan manusia.

Diharapkan inovasi teknologi ini bisa diadaptasi sebagai program nasional dalam upaya menurunkan penyebaran dengue di Indonesia.

“Jadi ini merupakan salah satu inovasi yang harapannya bisa menguatkan program pengendalian dengue di Indonesia agar masyarakat bisa terhindari dari dengue,” papar Uut.

Meski begitu, keberadaan inovasi teknologi Wolbachia tidak serta merta menghilangkan metode pencegahan dan pengendalian dengue yang telah ada di Indonesia.

Masyarakat tetap diimbau untuk melakukan gerakan 3M Plus dengan menguras dan menutup tempat penampungan air, mendaur ulang benda yang bisa menampung air, serta tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Baca juga: Hendropriyono Dirawat akibat Demam Berdarah, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya

Gejala penyakit DBD

Secara klinis, DBD ditandai demam tinggi secara mendadak selama 2-7 hari bersuhu 28-40 derajat Celsius atau lebih.

Saat terjadi demam, bisa muncul bintik-bintik merah pada kulit dan jika direnggangkan bintik merah tidak hilang.

Terkadang penderita bisa mengalami perdarahan di hidung atau mimisan, dan mungkin terjadi muntah darah atau berak darah.

Gejala demam berdarah yang dialami seseorang juga bisa mengalami nyeri ulu hati karena terjadi perdarahan di lumbung.

Bila kondisi sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki teraba dingin berkeringat.

Bisa juga terjadi perdarahan selaput lendir mukosa, alat cerna gastrointestinal, tempat suntikan, atau tempat lainnya.

Baca juga: Waspadai DBD pada Anak, Ketahui Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com