Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain di Organisme Laut dan Manusia, Plastik Juga Terdeteksi di Mamalia Darat Kecil

Kompas.com - 12/07/2022, 08:30 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber New Atlas

KOMPAS.com - Sampah plastik telah menjadi permasalahan global yang meresahkan.

Peneliti pun terus memperdalam dampak kontaminasi plastik di seluruh lingkungan karena menurut berbagai studi, limbah tersebut ditemukan di hampir sudut dunia termasuk mahluk hidup.

Namun, sebagian besar studi mengenai plastik berfokus pada organisme laut dan manusia.

Baca juga: Ilmuwan Ungkap Superworm Doyan Makan Styrofoam, Bisakah Jadi Solusi Daur Ulang Plastik?

Kini dalam sebuah studi, para ilmuwan di Inggris berusaha untuk mengetahui jejak plastik pada mamalia darat kecil.

Temuan studi pun ternyata cukup mengejutkan, karena peneliti mengungkap jejak plastik di setengah spesies sampel mamalia darat yang dikumpulkan peneliti.

"Banyak yang diketahui tentang dampak plastik pada ekosistem perairan, tetapi sangat sedikit yang diketahui dampaknya pada ekosistem terestrial," kata Fiona Mathews, penulis studi dari University of Sussex.

Dikutip dari New Atlas, Minggu (10/7/2022) peneliti dalam studi ini mengeksplorasi pertanyaan apakah mamalia kecil di Inggris menelan mikroplastik.

Mereka lantas mengumpulkan 261 sampel tinja dari tujuh spesies berbeda dan memeriksanya dengan mikroskop inframerah.

"Dengan menganlisis kotoran beberapa mamalia kecil kami dapat memberikan gambaran sekilas tentang dampak potensial plastik terhadap satwa liar," jelas Mathews.

Hasil pemeriksaan mengungkapkan, terdapat polimer plastik sebanyak 16,5 persen di empat spesies mamalia darat, di antaranya adalah landak Eropa, tikus kayu, tikus lapangan, dan tikus cokelat.

Peneliti berpikir bahwa konsentrasi plastik yang lebih tinggi akan lebih banyak ditemukan di lokasi perkotaan. Sementara konsentrasi mikroplastik yang lebih rendah ditemukan pada herbivora.

Tetapi yang mengejutkan, peneliti menemukan bahwa konsumsi terjadi tanpa pandang bulu di semua lokasi termasuk pada hewan dengan kebiasaan makan yang berbeda, mulai dari herbivora, insektivora, dan omnivora.

Baca juga: Ahli Kembangkan Enzim yang Bisa Mengurai Plastik dalam Hitungan Jam

 

"Sangat mengkhawatirkan bahwa jejak plastik tersebar begitu luas di berbagai lokasi dan spesies dengan kebiasaan makan yang berbeda," ungkap Emily Thrift, penulis studi dari University of Sussex.

"Hal tersebut menunjukkan, bahwa plastik dapat masuk ke semua area lingkungan kita dengan cara yang berbeda. Apalagi beberapa spesies juga mengalami penurunan jumlah," paparnya lagi.

Menariknya, para ilmuwan juga menemukan bahwa lebih dari seperempat plastik adalah bioplastik yang dirancang untuk terurai lebih mudah.

Peneliti juga menyebut kalau plastik masuk ke hewan melalui konsumsi langsung yang mengira plastik sebagai makanan. Atau bisa juga plastik tertelan secara tak sengaja saat hewan memakan mangsa yang terkontaminasi.

"Studi ini menunjukkan jumlah plastik yang kita hasilkan berdampak pada lingkungan. Kita harus mengubah hubungan kita dengan plastik, menjauhi barang-barang sekali pakai dan mencari alternatif plastik yang lebih baik," pungkas Adam Porter, peneliti lain dalam studi ini.

Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Science of the Total Environment.

Baca juga: Virus yang Menempel di Plastik Bertahan Hidup Selama 3 Hari di Air, Studi Jelaskan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com