Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bintang-bintang Muda di Alam Semesta, Siap Diburu Teleskop James Webb

Kompas.com - 07/07/2022, 20:02 WIB
Mela Arnani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber space.com

KOMPAS.com - Para ilmuwan bersiap melakukan perburuan bintang-bintang muda di alam semesta menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb

Observatorium luar angkasa terbaru Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) akan segera mengalihkan pandangannya ke wilayah yang relatif dekat dan penuh bintang-bintang muda.

Teleskop Luar Angkasa James Webb hampir menyelesaikan commissioning, dan akan merilis gambar operasional pertamanya pada 12 Juli mendatang.

Selanjutnya, tim akan melakukan program sains tahap awal termasuk penyelidikan Cluster Trapezium, pembibitan bintang di Nebula Orion sekitar 1.350 tahun cahaya dari bumi.

Cluster tersebut dikemas dengan gas dan debu, mencakup sekitar 1.000 bintang muda yang memadati area yang hanya berjarak empat tahun cahaya.

Baca juga: Bintang Meledak, Ledakan Terbesar yang Terjadi 10 Detik Sekali

Bintang-bintang cukup muda berusia sekitar satu juta tahun, dibandingkan dengan matahari yang berusia 4,5 miliar tahun.

Sementara itu, bintang di pusat tata surya ini berusia paruh baya, dan bintang Trapesium berusia sekitar tiga atau empat hari.

“Para astronom yang menggunakan teleskop Webb akan mempelajari cluster ini untuk memahami bintang dan sistem planet pada tahap paling awal (evolusinya),” ujar penulis studi dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Space, Kamis (7/7/2022).

Tiga fenomena Cluster Trapezium

Sebuah tim yang dipimpin Mark McCaughrean, ilmuwan interdisipliner Webb untuk pembentukan bintang dan penasihat senior di Badan Antarika Eropa, berencana fokus pada tiga fenomena yang ada di Trapezium.

Pertama, akan dilakukan pengamatan Teleskop James Webb akan memburu objek muda termasuk katai coklat, benda yang terlalu kecil untuk memicu fusi nuklir di intinya tapi terlalu besar untuk diklasifikasikan sebagai planet, serta planet mengambang bebas yang tidak mengorbit di sekitar bintang.

Baca juga: Pertama Kali, Astronom Temukan Molekul Organik Terbesar di Sekitar Bintang Muda

Ilustrasi bintang memancarkan cahaya sendirifreepik Ilustrasi bintang memancarkan cahaya sendiri

Jenis objek misterius ini dapat mengungkapkan lebih banyak petunjuk mengenai terbentuknya planet.

Kedua, akan dipelajari fase awal pembentukan planet menggunakan detektor infeamerah Webb untuk mengukur exoplanet yang berpotensi terbentuk di cakram bintang muda.

“Dengan membandingkan gambar yang dihasilkan James Webb dengan gambar dalam cahaya tampak yang dibuat dengan teleskop luar angkasa Hubble, tim akan mempelajari komposisi debu, yang membantu pemahaman fase paling awal pembentukan planet,” ujar konsorsium.

Ketiga, akan dilakukan studi mengenai jet dan arus keluar dari bintang muda, yang merupakan bagian integral dari pembentukan bintang.

“Dikarenakan Nebula Orion adalah rumah bagi banyak bintang muda, ada banyak pancaran dan arus keluar di wilayah itu baik besar maupun kecil,” tambah laporan tersebut.

Baca juga: Teleskop Hubble Temukan Bintang yang Selamat dari Ledakan Supernova

Lebih lanjut, tim akan menggunakan James Webb untuk mengukur struktur halus dalam aliran keluar dan menentukan kecepatannya, serta menilai umpan balik kumulatif di awan pembentuk bintang di sekitarnya.

Teleskop James Webb dioptimalkan untuk studi tersebut dikarenakan kemampuannya mendeteksi benda yang tidak terlalu panas hingga cahaya inframerah panas yang dipancarkan oleh objek. 

Selain itu, posisi teleskop di luar angkasa menjauhkannya dari atmosfer bumi yang mengganggu pengamatan inframerah.

Kemampuan teleskop James Webb diharapkan mampu memberikan pandangan baru mengenai area kelahiran bintang baru Nebula Orion ini.

“Kami sangat tertarik untuk memahami bagaimana bintang dan sistem planet berkembang pada tahap paling awal,” pungkas McCaughrean.

Baca juga: Gumpalan Biru Jenis Baru dari Sistem Bintang Ditemukan, Ini Kata Ahli

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com