Endocannabinoids adalah neurotransmitter yang bekerja di otak.
Neurotransmitter adalah pembawa pesan kimia yang menyampaikan sinyal antara sel-sel saraf dalam tubuh.
Namun, THC dan CBD, dua kandungan ganja medis ini memengaruhi reseptor yang berbeda di otak.
CBD adalah senyawa psikoaktif, tetapi tidak memberi efek mabuk seperti THC. Sehingga, CBD lebih populer sebagai bahan pengobatan.
Baca juga: Manfaat dan Risiko CBD, Senyawa yang Terkandung dalam Ganja
Dengan fungsi THC dan CBD, ganja medis adalah obat yang memainkan peran penting terhadap masalah tidur, nyeri, nafsu makan, suasana hati, dan sistem kekebalan tubuh.
“Pada saat ini yang memang paling kuat untuk penggunaan CBD adalah pada pasien-pasien dengan nyeri yang sifatnya adalah kronis seperti itu, kemudian juga bisa digunakan untuk kejang dan sebagainya,” kata Hari.
Kandungan cannabinoids sendiri dikutip dari WebMD, dikatakan mirip dengan bahan kimia yang dibuat tubuh yang terlibat dalam nafsu makan, memori, gerakan dan rasa sakit.
Penelitian terbatas menunjukkan manfaat kesehatan dari cannabinoid ganja medis dengan dalam perannya membantu:
Baca juga: 5 Fakta Ganja dari Kandungan Zat Adiktif, Efek, hingga Risiko Kecanduan