Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taman Nasional Komodo Perlu Pembatasan Pengunjung, Ini Alasannya

Kompas.com - 30/06/2022, 13:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 

Alasan pembatasan pengunjung di TNK

Berikut beberapa alasan dasar mengapa adanya pembatasan pengunjung di Taman Nasional Komodo sangat diperlukan.

1. Mengancam biodiversitas di TNK

Jumlah kunjungan wisatawan ke Taman Nasional Komodo yang naik dari tahun ke tahun tanpa adanya pembatasan pengunjung, mengancam keberadaan dan kelestarian biodiversitas di TNK.

Taman ini memiliki daratan luas yang merupakan rumah bagi beragam biodiversitas seperti ular, berbagai jenis burung termasuk Kakatua kecil jambul kuning yang statusnya terancam punah (Critically Endangered-IUCN), dan habitat bagi komodo.

Komodo adalah biawak hidup terbesar yang masih bertahan hidup di antara binatang purba lainnya, dan merupakan fosil paling awal yang diketahui muncul sekitar 3,8 juta tahun yang lalu.

Komodo yang statusnya ‘Terancam Punah’ atau Critically Endangered (IUCN) merupakan spesies endemik Indonesia yang habitatnya hanya ada di Taman Nasional Komodo serta di dataran rendah pesisir utara dan barat Pulau Flores dan beberapa pulau kecil di sekitarnya.

Baca juga: Komodo Terancam Punah karena Perubahan Iklim, Ini Penjelasan Peneliti LIPI

2. Berdampak merusak ekosistem

Melihat tren kunjungan wisatawan ke Taman Nasional Komodo dalam sepuluh tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah yang signifikan akibat promosi intensif di sosial media.

Meskipun meningkatkan ekonomi, hal ini memberikan dampak terhadap perilaku komodo.

“Komodo yang berada di area dengan aktivitas manusia tinggi atau ekowisata secara signifikan menunjukkan berkurangnya kewaspadaan dan cenderung adaptif dengan keberadaan manusia,” kata Kepala Balai Taman Nasional Komodo, Lukita Awang.

Ia menambahkan, Komodo yang berada di lokasi ekowisata cenderung memiliki bobot lebih besar, di mana hal ini bisa berdampak pada kerusakan ekosistem sekitarnya, seperti kebutuhan pangan meningkat, yaitu rusa.

3. Penurunan nila jasa ekosistem

Pemimpin Tim Kajian Daya Dukung Daya Tampung Berbasis Jasa Ekosistem di TNK, Dr Iram Firmansyarah mengatakan, ada beberapa isu yang perlu menjadi perhatian jika ingin memelihara nilai jasa ekosistem demi kelangsungan hidup komodo.

Isu utama adalah pengelolaan sampah, sistem perlindungan dan keamanan, serta tata kelola kawasan yang perlu melibatkan berbagai lembaga multisektoral.

“Jika upaya konservasi yang ketat tidak diperkenalkan dan wisatawan tidak mulai dibatasi, kita akan melihat penurunan yang signifikan dalam nilai jasa ekosistem di Pulau Komodo dan Pulau Padar,” tegasnya.

Baca juga: Sejarah Kehidupan Komodo, Ahli Sebut Asalnya Justru dari Australia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com