Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Tersembunyi Ditemukan di Antartika, Apa Isinya?

Kompas.com - 13/06/2022, 11:01 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ekosistem yang belum pernah terlihat sebelumnya ditemukan di sungai bawah tanah, jauh di bawah permukaan es di Antartika.

Di dalam dunia tersembunyi itu, peneliti menyebut menemukan kawanan mahluk kecil seperti udang.

Dikutip dari Live Science, Sabtu (11/6/2022) habitat tersembunyi tersebut tepatnya terselip di bawah Larsen Ice Shelf, lapisan es besar yang mengapung dan menempel di pantai timur semenanjung Antartika.

Baca juga: Pertama Kali, Mikroplastik Ditemukan di Salju Antartika yang Baru Turun

Foto satelit menunjukkan alur yang tak biasa di Larsen Ice Shelf. Peneliti mengidentifikasi fitur aneh sebagai sungai di bawah permukaan es.

Untuk mengetahui lebih lanjut, peneliti pun mengebor sekitar 500 meter di bawah permukaan es menggunakan selang air panas yang kuat untuk mencapai runag bawah tanah itu.

Saat peneliti mengirim kamera ke bawah melalui terowongan es bekas pengeboran, ratusan bintik kecil buram di air membuat kabur video.

Awalnya, tim mengira peralatan mereka rusak. Tetapi setelah memfokuskan kembali kamera, mereka menyadari bahwa lensa itu dipenuhi oleh krustasea kecil yang dikenal sebagai amphipoda.

Peneliti pun terkejut karena tak menyangka akan menemukan jenis kehidupan apa pun sejauh ini di bawah permukaan es. Sebab sebelumnya, tak diketahui jika tempat tersebut menyembunyikan kehidupan.

"Menemukan semua hewan yang berenang di sekitar kamera kami, menunjukkan bahwa jelas ada ekosistem penting yang ada di sana," kata Craig Stevens, ahli kelautan fisik di National Institute of Water and Atmospheric Research (NIWA) di Auckland, New Zealand, dalam sebuah pernyataan.

Para ahli sendiri telah lama menduga bahwa ada jaringan sungai, danau, dan muara yang luas di bawah Antartika, tetapi sampai sekarang fitur-fitur ini kurang dipelajari.

Baca juga: Anjing Laut Bantu Peneliti Jepang Kumpulkan Data di Bawah Es Antartika

 

Ilustrasi Antartika. Pencairan salju di Antartika meningkat karena polusi karbon hitam dari aktivitas pariwisata. Gunung api bawah laut di Antartika picu gempa bumi.SHUTTERSTOCK/Katiekk Ilustrasi Antartika. Pencairan salju di Antartika meningkat karena polusi karbon hitam dari aktivitas pariwisata. Gunung api bawah laut di Antartika picu gempa bumi.

Selain itu tim peneliti juga beruntung, karena tiba di lokasi sungai bawah tanah pada waktu yang tepat dan melakukan pengamatan menarik lainnya.

Peneliti mendirikan kemah beberapa hari sebelum letusan gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai pada 15 Januari lalu.

Ledakan besar itu menyebabkan gelombang tekanan yang membuat atmosfer Bumi terdengar seperti bel.

Sensor para peneliti telah ditempatkan pula di permukaan es yang merekam gelombang tekanan serupa yang bergerakan melalui ruang bawah tanah.

"Melihat efek dari gunung berapi Tonga yang meletus ribuan kilometer jauhnya sungguh luar biasa. Ini adalah pengingat tentang betapa terhubungnya seluruh planet kita," ungkap Stevens.

Baca juga: Gunung Api Bawah Laut di Antartika Berpotensi Memicu 85.000 Gempa Bumi, Ahli Jelaskan

Lebih lanjut para ilmuwan akan terus mempelajari ekosistem di bawah permukaan es yang baru ditemukan. Termasuk meneliti lebih lanjut tentang bagaimana nutrisi dalam air didaur ulang melalui jaringan air bawah tanah Antartika, untuk mendukung kelimpahan kehidupan yang hidup di sana.

Namun para peneliti juga khawatir, jika ekosistem tersembunyi seperti itu mungkin berisiko dari pemanasan suhu yang cepat yang disebabkan oleh perubahan iklim.

"Iklim berubah dan beberapa titik fokus utama belum dipahami oleh sains. Tapi yang jelas adalah bahwa perubahan besar sedang terjadi," tambah Steven.

Baca juga: Akibat Perubahan Iklim, Tanaman Berbunga di Antartika Alami Ledakan Pertumbuhan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com