Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ADHD, Penyebabnya Bukan karena Terlalu Banyak "Screen Time"

Kompas.com - 07/06/2022, 06:30 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.comADHD adalah singkatan dari attention deficit hyperactivity disorder. ADHD merupakan kondisi ketika seseorang memiliki gangguan otak yang menyebabkan seseorang terlihat hiperaktif, tidak bisa berkonsentrasi, atau bertindak impulsif.

ADHD paling banyak terdiagnosis pada anak usia 3 sampai 7 tahun. Namun, terkadang gejala ini terdeteksi pada usia dewasa. ADHD kemungkinan besar akan memengaruhi kegiatannya di sekolah, rumah, pertemanan, dan tempat kerja (pada orang dewasa).

Penyebab ADHD

Terdapat berbagai disinformasi mengenai penyebab ADHD. Contohnya adalah terlalu banyak screen time atau penggunaan gawai, cara orangtua mendidik buruk, atau terlalu banyak mengonsumsi gula. Padahal, semua alasan itu tidak benar.

Saat ini para ahli belum menemukan penyebab langsung ADHD. Namun, terdapat bukti pada penelitian awal bahwa ADHD adalah penyakit yang diturunkan. Selain itu, bayi yang lahir prematur dan bayi yang di dalam perut terpapar obat-obatan terlarang yang dikonsumsi ibunya juga berisiko tinggi mengalami ADHD.

Gejala ADHD

Anak-anak umumnya sulit untuk duduk diam dalam waktu yang lama atau sulit berkonsentrasi pada satu hal saja. Namun, pada anak dengan ADHD biasanya gejala ini sangat parah dan mengganggu aktivitas harian. Bahkan, ADHD bisa memicu penyakit mental lainnya, seperti depresi dan kecemasan.

Dilansir dari Nemours Children’s Health, gejala ADHD adalah sebagai berikut:

  • Tidak bisa berkonsentrasi. Anak dengan ADHD tidak akan mampu mendengarkan instruksi dan tidak bisa menyelesaikan apa yang mereka mulai. Anak ini akan mudah terdistraksi atau sangat pelupa.
  • Hiperaktif. Hiperaktif pada penderita ADHD akan sangat aktif bergerak, bahkan tanpa memedulikan orang-orang di sekitarnya. Misalnya anak ini akan memanjat-manjat kursi atau berlari hingga menabrak orang lain.
  • Impulsif. Pasien ADHD biasanya tidak banyak berpikir ketika mereka melakukan sesuatu. Mereka tidak akan peduli jika hal yang mereka lakukan apakah itu berbahaya atau tidak.

Baca juga: ADHD Bisa Picu Gangguan Tidur pada Anak, Begini Penjelasannya

Walaupun ADHD sulit disembuhkan, tersedia beberapa pilihan dan kombinasi pengobatan yang bisa dilakukan. Perawatan yang memiliki tingkat keberhasilan tertinggi adalah kombinasi pengobatan dan terapi perilaku.

Merawat pasien ADHD tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat dan harus melibatkan semua orang di sekitar pasien tersebut, seperti keluarga, guru, dan teman-teman. Selain itu, menjaga kesehatan fisik dan mental juga terbukti bisa membantu mengurangi gejala ADHD.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com