Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER SAINS] Naga Kematian Raksasa Ditemukan di Argentina | Gempa Guncang Central Peru | Racun Ular dan Laba-laba Habitat Bakteri

Kompas.com - 27/05/2022, 07:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Fosil pterosaurus, spesies yang disebut sebagai Naga Kematian Raksasa, ditemukan peneliti di Argentina. Ulasan reptil terbang purba ini menjadi salah satu berita populer Sains sepanjang Kamis (26/5/2022). 

Pterosaurus yang dijuluki naga kematian oleh ahli paleontologi itu ditemukan di Formasi Plottier, singkapan yang terletak di provinsi Mendoza.

Berita populer Sains lainnya yakni terkait gempa bumi tektonik yang mengguncang Central Peru. Gempa berkekuatan M 7,2 ini tidak berpotensi tsunami. 

Lokasi gempa Peru tepatnya berada di darat pada jarak 832 km arah Tenggara Lima, Peru pada kedalaman 207 kilometer.

Informasi menarik lainnya mengenai habitat batu bakteri. Baru-baru ini dalam sebuah studi sekelompok peneliti melaporkan bahwa mereka menemukan habitat baru bakteri.

Habitat ini tak biasa, sebab para peneliti ini menemukan bakteri hidup di racun ular dan laba-laba.

Untuk pertama kalinya, vaksin pneumonia buatan Pfizer dapat digunakan akan bagi semua usia, tak hanya orang dewasa tetapi juga anak-anak, yang dikenal sama-sama berisikonya terinfeksi penyakit pneumonia. 

Berikut beberapa rangkuman berita populer Sains sepanjang Kamis (26/5/2022) hingga Rabu (27/5/2022). 

Naga kematian raksasa di Argentina

Peneliti menemukan fosil pterosautus, reptil raksasa yang ditemukan tersebut memiliki lebar sayap masing-masing 7 meter dan 9 meter.

Peneliti pun mengkonfirmasi bahwa reptil itu adalah Azhdarchidae, keluarga pterosaurus yang hidup pada akhir periode Cretaceous atau sekitar 146 juta hingga 66 juta tahun yang lalu.

Kedua pterosarus itu diidentifikasi oleh peneliti sebagai individu yang masuk dalam spesies Thanatosdrakon amaru.

Peneliti menyebut bahwa pterosaurus ini adalah satu-satunya spesies dalam genus Thanatosdrakon yang berarti naga kematian dalam bahasa Yunani.

Sementara nama spesies "amaru" diterjemahkan sebagai "ular terbang" yang berasal dari bahasa Quechuan Pribumi dan mengacu pada Amaru, dewa Inca berkepala dua.

Peneliti pun mengungkapkan bahwa kedua pterosaurus mati pada saat bersamaan, meski salah satunya belum sepenuhnya dewasa. Belum diketahui pasti juga apakah kedua hewan tersebut merupakan bagian dari satu keluarga.

Peneliti juga memastikan bahwa kedua spesimen naga kematian raksasa ini memiliki ukuran yang berbeda dan yang lebih kecil adalah remaja-subdewasa yang bersama-sama ketika mati lebih dari 86 juta tahun yang lalu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com