Sistem deteksi dini infeksi Covid-19 berbasis kecerdasan buatan ini akan memberi tanda peringatan jika suhu tubuhnya panas atau dalam kondisi demam, yang artinya orang itu tidak boleh masuk ke area tersebut.
"Mesin EKG dahulu hanya berupa grafiknya saja dan harus belajar menginterpretasikan hasilnya. Saat ini dengan kemajuan teknologi, mesin EKG tersebut sudah dapat mengukur panjang gelombang, bahkan memberikan diagnosis yang menjadi dasar bagi tenaga kesehatan memberikan terapi," jelas Ditia.
Menurut Ditia, manfaat kecerdasan buatan dalam penggunaannya di bidang radiologi dapat berkembang dengan pesat guna membantu pembacaan hasil MRI pasien.
Tumor yang masih berukuran kecil, dapat terdeteksi oleh dokter yang dibantu dengan adanya teknologi tersebut.
Baca juga: Gunakan AI, Peneliti Temukan Senyawa yang Bisa Kurangi Infeksi SARS-COV-2
"Dengan adanya pengukuran dengan AI, hal itu (deteksi tumor) dapat dikerjakan dengan cepat, lebih terarah, dan lebih spesifik," ucap dia.
3. Membantu memprediksi perburukan kondisi pasien
Teknologi AI dokter dapat memprediksi apakah pasien menuju kondisi perbaikan atau justru sebaliknya.
Ketika sistem menunjukkan kondisi perburukan, para dokter dapat melakukan terapi untuk mencegah kondisi yang lebih parah.
Selain itu, manfaat AI di dunia kesehatan juga dapat memudahkan dokter untuk mendeteksi kanker yakni dengan memasukan sejumlah data yang dibutuhkan seperti patologi anatomi, hasil pemeriksaan MRI, CT-scan, dan pemeriksaan lainnya.
Baca juga: Teknologi AI Ini Diklaim bisa Deteksi Covid-19 di Paru-paru