KOMPAS.com - Kanker prostat pada dasarnya merupakan penyakit penuaan, yang risikonya bertambah seiring usia.
Kanker prostat dimulai saat sel-sel di kelenjar prostat mulai tumbuh diluar kendali. Prostat merupakan kelenjar yang hanya ditemukan pada pria, menghasilkan beberapa cairan yang merupakan bagian dari air mani.
Prostat berada di bawah kandung kemih, organ berongga tempat urin disimpan dan didepan rektum, bagian terakhir dari usus.
Dituliskan The American Cancer Society, hampir semua kanker prostat adalah adenokarsinoma. Kanker ini berkembang dari sel kelenjar, sel yang membuat cairan prostat yang ditambahkan ke air mani.
Jenis kanker lain yang dapat dimulai di prostat meliputi karsinoma sel kecil, tumor neuroendokrin, karsinoma sel transisional, dan sarkoma.
Baca juga: Louis van Gaal Idap Kanker Prostat, Bagaimana Cara Mencegahnya?
Skrining merupakan pengujian untuk menemukan kanker pada orang sebelum memiliki gejala. Untuk beberapa jenis kanker, skrining dapat membantu menemukan kanker tahap awal dengan kemungkinan lebih mudah diobati.
Kanker prostat sering dapat ditemukan lebih awal dengan menguji kadar antigen spesifik prostat (PSA) dalam darah pria. Cara lain, dapat dilakukan dengan pemeriksaan rektal digital (DRE). Apabila hasil dari salah satu tes tidak normal, pengujian lebih lanjut dapat dilakukan.
Mayoclinic menuliskan, kanker prostat pada tahap awal mungkin tidak menimbulkan tanda atau gejala. Namun, kondisi yang lebih lanjut dapat menyebabkan tanda seperti:
Seseorang yang memiliki tanda atau gejala persisten dari kanker prostat ini dapat segera menemui ahli atau dokter.
Baca juga: Aktor William Hurt Mengidap Kanker Prostat Sebelum Meninggal, Kenali Penyebab hingga Gejalanya
Faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker prostat meliputi:
Faktor risiko kanker prostat meningkat seiring bertambahnya usia. Paling umum setelah usia 50 tahun.
Jika kerabat darah seperti orang tua, saudara kandung, atau anak, telah didiagnosis menderita kanker prostat, risiko mungkin meningkat.
Selain itu, jika memiliki riwayat keluarga dengan gen yang meningkatkan risiko kanker payudara atau riwayat keluarga kanker payudara yang sangat kuat, risiko kanker prostat mungkin lebih tinggi.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Kanker Prostat, Penyakit yang Diidap SBY
Obesitas mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker prostat dibandingkan dengan orang yang dianggap memiliki berat badan yang sehat, meskipun penelitian memiliki hasil yang beragam.
Pada orang gemuk, kanker lebih cenderung menjadi lebih agresif dan lebih mungkin untuk kembali setelah pengobatan awal.
Adapun komplikasi kanker prostat dan pengobatannya terjadi apabila kanker menyebar (bermetastasis) ke organ terdekat seperti kandung kemih atau melalui aliran darah.
Kanker prostat yang menyebar ke tulang dapat menyebabkan nyeri dan patah tulang.
Selain itu, komplikasi dapat terjadi dengan kondisi inkontinesia urin dan disfungsi ereksi.
Baca juga: SBY Idap Kanker Prostat, Kenali Tanda-tanda Kanker yang Menyerang Pria
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.