Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Risiko Kematian Lebih Tinggi pada Pasien yang Terinfeksi Flu dan Covid-19 Sekaligus

Kompas.com - 05/04/2022, 08:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber Express

KOMPAS.com - Studi baru mengungkapkan, bahwa pasien yang terinfeksi virus corona dan flu sekaligus 2,4 kali lebih berisiko meninggal dunia.

Kemudian, tim peneliti juga menemukan sebanyak 227 pasien yang mengalami koinfeksi atau infeksi gabungan Covid-19 dan flu, empat kali lebih mungkin membutuhkan alat bantu pernapasan.

Berdasarkan studi yang dipublikasikan di jurnal The Lancet pada 25 Maret 2022, tim peneliti menggunakan data dari 305.000 pasien di Inggris yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 antara 6 Februari 2020 hingga 8 Desember 2021.

Baca juga: Pentingnya Vaksinasi Influenza untuk Cegah Flu di Tengah Pandemi Covid-19

Para pasien tersebut juga telah menjalani pemeriksaan infeksi virus influenza, virus pernapasan syncytial (RSV), serta adenovirus.

“Kami menemukan bahwa kombinasi virus Covid-19 dan virus flu sangat berbahaya. (Temuan) ini menjadi penting karena banyak negara mengurangi aturan jarak sosial dan langkah-langkah pembatasan," ujar Profesor Kedokteran di University of Edinburgh, Kenneth Baillie seperti dilansir dari Express, Kamis (31/3/2022).

Dalam studinya, para peneliti menggarisbawahi pentingnya penyuntikan vaksinasi flu dan Covid-19. Selain itu, mereka juga menyoroti terkait pemeriksaan flu pada pasien yang terinfeksi virus corona.

"Kami menduga Covid-19 akan menyebar bersama flu, meningkatkan kemungkinan koinfeksi. Itu sebabnya kita harus mengubah strategi pengujian untuk pasien Covid-19 di rumah sakit serta melakukan tes flu yang lebih luas," kata Baillie.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Eropa (ECDC) menekankan, twindemic dari wabah Covid dan flu, dapat memberikan tekanan berlebihan pada sistem kesehatan yang saat ini sudah mulai kolaps.

Untuk diketahui, twindemic adalah kondisi yang menggambarkan terjadinya wabah ganda dari suatu penyakit, misalnya Covid-19 dan flu.

Koinfeksi juga berpotensi menyebabkan situasi pandemi yang lebih buruk lagi, terlebih dengan adanya pelonggaran aturan Covid-19 di sejumlah negara Eropa.

“Jika kita mulai mencabut semua tindakan (pencegahan), kekhawatiran besar yang saya miliki terhadap influenza adalah, kita telah lama tidak memiliki sirkulasi dalam populasi Eropa, mungkin kita akan beralih dari pola musiman normal," ungkap Pakar di ECDC, Pasi Penttinen.

Baca juga: Serupa tapi Tak Sama, Ini Beda Covid-19, Flu, dan Alergi

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com