Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BKKBN Ingatkan Pentingnya Program Keluarga Berencana untuk Mencegah Kematian Ibu

Kompas.com - 15/02/2022, 12:01 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kembali mengingatkan pentingnya merencanakan kehamilan kepada pasangan suami istri, melalui program keluarga berencana (KB).

Perencanaan kehamilan pun harus dengan persiapan yang baik termasuk kondisi kesehatan ibu, agar janin bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal. Sehingga, bayi lahir dengan sehat, serta risiko stunting dapat dihindari.

"Angka kematian ibu dan kematian bayi di Indonesia sampai saat ini masih cukup tinggi, masih di angka 305 per 100.000 kelahiran hidup dan kita ditargetkan menjadi 183 (per 100.000 kelahiran hidup) di tahun 2024," ujar Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN dr Eni Gustina, MPH dalam konferensi pers virtual, Senin (14/2/2022).

Menurutnya, penyebab kematian bayi ataupun masih tingginya angka stunting pada anak ditunjang oleh lingkungan serta pengetahuan ibu serta keluarga mengenai perencanaan kehamilan, maupun kesehatan alat reproduksi.

Baca juga: Pernikahan Dini Meningkat Selama Pandemi, BKKBN Gencarkan Edukasi Reproduksi

"Dengan menggunakan kontrasepsi, mereka bisa dapat membatasi kehamilannya, dapat mengatur jarak (kelahiran) anaknya, dapat merencanakan kehamilan sehingga akan melahirkan anak yang lebih sehat tanpa risiko stunting," terang Eni.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum PP IBI (Ikatan Bidan Indonesia), Dr Emi Nurjasmi, M.Kes membeberkan, bahwa ada banyak pilihan alat kontrasepsi yang mudah diakses dan didapatkan masyarakat.

Namun, apabila alat kontrasepsi jangka panjang belum bisa dilakukan saat postpartum atau nifas, pasangan suami istri bisa menggunakan kondom.

"Tentu untuk bisa mengatur kehamilan, menjaga jarak (kelahiran anak), dan lain sebagainya harus memanfaatkan salah satu alat kontrasepsi, terutama alat kontrasepsi modern," jelas Emi.

Upaya ini, kata dia, merupakan salah satu pilihan bagi pasangan suami dan istri agar kehamilan tidak diinginkan (KTD) dapat dihindari.

"Tentu ini butuh partisipasi pria, karena kalau dilihat target kontrasepsi lebih banyak perempuan, namun partisipasi pria dalam mengatur kehamilan menggunakan salah satu alat kontrasepsi modern sangat diperlukan," imbuhnya.

Artinya, kerja sama antara orangtua sangat penting agar dapat menghasilkan keturunan yang sehat, sekaligus menurunkan risiko kematian ibu dan angka stunting pada anak.

Baca juga: Kehamilan Tak Direncanakan Naik di Tengah Pandemi, Ini 6 Imbauan BKKBN

 

Program KB dalam masyarakat selama pandemi Covid-19

Diakui Kepala BKKBN RI, dr Hasto Wardoyo, Sp. OG (K), pandemi Covid-19 sangat memengaruhi pelaksanaan program KB di masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan kurangnya pelayanan bagi masyarakat terkait dengan KB yang meningkat hingga 18 persen.

Adapun data dari BKKBN pada April 2020 menyebutkan bahwa lebih dari 47 juta wanita kehilangan akses terhadap pelayanan kontrasepsi, selama masa pandemi yang berdampak pada meningkatnya angka KTD.

Kondisi ini juga disebabkan oleh kurangnya akses maupun edukasi pelayanan kontrasepsi.

"Oleh karena itu, BKKBN melakukan berbagai macam cara mulai disitribusi alat kontrasepsi, sampai end user (penggunaan) dipermudah, kemudian dukungan anggaran, dan melibatkan SDM termasuk bidan-bidan," ucap Hasto.

Baca juga: BKKBN: Selama Pandemi Corona, Pengguna Kontrasepsi Turun Drastis

Menyinggung masalah angka kehamilan tidak diinginkan selama pandemi Covid-19, Hasto berkata, persentasenya cenderung tidak naik secara signifikan. Namun, angka kematian ibu dilaporkan meningkat. 

"Angka kematian ibu yang disebabkan oleh Covid memang tinggi, tetapi secara keseluruhan angka kematian ibu di tahun 2020 menurun tidak lagi di angka 305, beberapa laporan menunjukkan angka di bawah 250," papar Hasto.

"(Angka kematian ibu) itu masih terganggu oleh Covid, terutama di tahun 2021 angka kematian ibu karena Covid cukup tinggi. Tetapi, angka kematian ibu di tahun 2021 belum dilaporkan secara resmi," lanjutnya.

Hasto berkata bahwa BKKBN juga masih memiliki pekerjaan rumah yang besar, lantaran memiliki target untuk menurunkan angka kematian ibu sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup pada 2030 mendatang. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com