KOMPAS.com - Angka kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat. Bahkan dalam beberapa hari terakhir, jumlah terkonfirmasi selalu mencapai rekor tertinggi penambahan kasus.
Kondisi tersebut menimbulkan dampak pada sejumlah sektor, tak terkecuali layanan kontrasepsi untuk program Keluarga Berencana (KB).
United Nation Population Fund (UNFPA) atau Dana Penduduk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memperkirakan lebih dari 47 juta perempuan kehilangan akses pelayanan kontrasepsi di masa pandemi Covid-19.
Kondisi ini menyebabkan ada sekitar 7 juta kehamilan yang tidak direncanakan.
Baca juga: Layanan Kontrasepsi Semakin Memburuk karena Pandemi Covid-19
Di Indonesia sendiri, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 yang terjadi sejak Maret 2020 hingga kini, menyebabkan penurunan penggunaan kontrasepsi di masyarakat.
Hal ini berdampak pada 420 ribu kehamilan tidak direncanakan.
"Di sisi lain, laju penambahan penduduk kita masih tinggi sekitar 1,49 persen. Yang artinya, setiap tahun lahir sekitar lima juta penduduk di Indonesia," kata Deputi KB KR BKKBN, dr Eni Gustina, MPH virtual media conference Hari Kontrasepsi Sedunia 2020 #SadarBerkontrasepsi di Tengah Pandemi yang diselenggarakan oleh DKT Indonesia, Kamis (24/9/2020).
"Seperti kita tahu, lima juta itu sama dengan jumlah penduduknya Singapura," imbuh Eni.
Eni menjelaskan bahwa program KB terancam gagal selama pandemi Covid-19 karena beberapa hal.
Mulai dari terbatasnya akses masyarakat menuju fasilitas kesehatan (faskes), menunda datang ke faskes karena takut tertular Covid-19, hingga faskes yang menyediakan layanan kontrasepsi tutup karena penyedia layanan entah itu bidan atau dokter belum sepenuhnya memiliki sarana yang diperlukan untuk mencegah penularan Covid-19.
Dia menyampaikan, menurut penelitian Litbangkes oleh Kementerian Kesehatan RI, ada sekitar 30 persen puskesmas di Indonesia yang tidak aktif selama pandemi Covid-19.
Dari hasil penelitian tersebut juga ditemukan, posyandu yang aktif selama pandemi Covid-19 hanya 19,2 persen.
"Selain itu, beberapa fasilitas kesehatan dialihkan untuk melayani pasien Covid-19, sehingga tidak melayani kesehatan ibu dan anak termasuk untuk pelayanan KB," katanya.
Kondisi-kondisi inilah yang mau tidak mau berdampak pada akses kesehatan.
Di tengah pandemi Covid-19, alat kontrasepsi tetap penting digunakan terutama untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, kematian pada ibu dan bayi baru lahir, dan stunting.