Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Badai Matahari Terjang Satelit Starlink, Ilmuwan Pantau Cuaca Luar Angkasa

Kompas.com - 12/02/2022, 10:01 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber Space

Oleh karenanya perlu untuk memantau cuaca di luar angkasa, menyusul meningkatnya aktivitas Matahari.

Murtagh mengatakan perlunya melakukan upaya agar kasus seperti rusaknya satelit Starlink, karena dampak badai Matahari, tidak terjadi pada satelit lain.

Kemudian, Murtagh mencatat bahwa satelit Starlink SpaceX yang terbakar setelah diterjang badai geomagnetik itu berada di posisi yang tidak tepat.

Satelit internet Starlink SpaceX biasanya mengorbit pada ketinggian sekitar 550 kilometer.

Akan tetapi, ketika badai matahari menerjang puluhan satelit Starlink itu berada di jalur orbit yang lebih rendah, sekitar 210 km di atas Bumi sehingga menyebabkan satelit itu rusak parah.

“Tampaknya satelit itu sedang dalam orbit penyebaran awal, sebelum mencapai ketinggian akhir,” ucap Murtagh menjelaskan penyebab satelit Starlink rusak.

Baca juga: Kapan Badai Matahari Bisa Terjadi? Ini Penjelasan Pakar Astronomi

 

Sebagai informasi, badai geomagnetik adalah gangguan magnetik di magnetosfer Bumi yang disebabkan oleh partikel energi dari matahari. Fenomena ini pun dikenal sebagai badai matahari.

Badai tersebut bisa cukup ringan hingga membentuk aurora di langit, namun apabila energi yang dilepaskan sangat besar dapat mengganggu teknologi di Bumi.

"Badai geomagnetik adalah proses yang rumit, karena letusannya terjadi di matahari yang berjarak 93 juta mil jauhnya. Ada kalanya kami bisa terkejut saat melihat lontaran massa korona yang diduga akan meleset jauh dari Bumi, tetapi itu mengenai kita (Bumi)," kata Murtagh.

Kini, bersama dengan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), tim dari NOAA terus memantau cuaca luar angkasa serta aktivitas matahari yang dianggap masih tidak konsisten ini.

Baca juga: Badai Matahari Dahsyat Hantam Bumi 2.700 Tahun Lalu, Bisa Terulang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com