Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Melonjak, Epidemiolog Ingatkan Ancaman Gelombang Ketiga

Kompas.com - 28/01/2022, 09:03 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jumlah kasus harian Covid-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan. Diberitakan Kompas.com, Kamis (27/1/2022) total kasus Covid-19 baru di Indonesia mencapai 7.010 kasus di 31 provinsi per Rabu (26/1/2022).

Kemudian, terdapat penambahan 11 kasus Omicron di Jakarta sehingga total pasien Omicron di Jakarta saat ini mencapai 91 kasus.

Hingga saat ini keseluruhan kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 4.301.193 kasus. Angka kesembuhanmya mencapai 4.127.662 dan kasus kematian bertambah 7, sehingga total kasus kematian menjadi 144.254.

Mengingat tren kenaikan kasus tersebut, Indonesia diprediksi akan mengalami gelombang ketiga Covid-19 akibat varian Omicron sekitar bulan Februari hingga Maret 2022 mendatang.

Baca juga: Gelombang Omicron Diprediksi Puncaknya Februari hingga Maret 2022, Apa yang Perlu Dilakukan?

Hal itu pun sempat disinggung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) uhut Bisar Pandjaitan beberapa waktu lalu.

“Beberapa yang kami amati, berangkat seperti kasus Covid di Afsel, puncak gelombang Omicron ini berada di pertengahan Februari hingga awal Maret ini,” kata Luhut, (16/1/2022).

Gelombang ketiga Covid-19 sulit dihindari

Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman menjelaskan, bahwa saat ini Indonesia sulit untuk menghindari gelombang ketiga Covid-19. Terlebih di tengah melonjaknya varian B.1.1.529 atau Omicron.

"Ancaman kita jelas, gelombang ketiga sedang kita alami, yang harus segera dilakukan adalah meresponsnya, karena kalau mitigasi tidak kuat dan tepat meskipun ancaman gelombang ketiga moderat, tapi enggak ada jaminan," kata Dicky kepada Kompas.com, Kamis (27/1/2022).

"Ancaman gelombang ketiga ini bisa saja hampir serupa atau bahkan sama dengan gelombang (infeksi varian) Delta," sambung dia.

Jika dilihat dari kombinasi antara analisa kompetensi, teknologi, pengalaman dan intuisi menunjukkan potensi negara-negara di dunia, termasuk Indonesia mengalami gelombang ketiga sangat tinggi.

"Ini baru fase awal belum puncak (gelombang ketiga). Apalagi ini terkait Omicron yang luar biasa, jumlah infeksinya bisa jauh lebih banyak daripada Delta setidaknya tiga atau empat kali (lebih banyak)," imbuhnya.

Di sisi lain, Dia juga mengatakan bahwa Indonesia masih memiliki keterbatasan terkait dengan 3T yaitu testing, tracing, dan treatment, sehingga temuan kasus yang ada tidak mencerminkan keseluruhan kasus yang ada di masyarakat.

Dicky pun memproyeksikan puncak gelombang ketiga Covid-19 akan terjadi di pertengahan bulan Februari dan cenderung berpusat di wilayah Jawa dan Bali.

"Bukan berarti di luar Jawa-Bali enggak ada, tapi karena terbatas. Jawa-Bali selain paling padat penduduknya juga infrastruktur, kesadaran masyarakat terhadap penyakit juga jauh lebih tinggi," kata Dicky sambil menjelaskan prediksi gelombang ketiga Covid-19.

Baca juga: Pasien Omicron di Jabodetabek Bisa Dapat Pelayanan dan Obat Covid-19 Gratis, Ini Syaratnya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com