Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prediksi Ahli soal Covid-19 di Tahun 2022 Setelah Gelombang Infeksi Omicron

Kompas.com - 25/01/2022, 13:30 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Para ahli di Amerika Serikat memprediksi, bahwa setelah terjadinya gelombang infeksi Omicron, di tahun 2022 ini, Covid-19 mungkin tidak lagi semengerikan sebelumnya.

"Saya pikir jika kita melakukannya (pengendalian virus) dengan benar, di tahun 2022 Covid mungkin tidak begitu mendominasi," ujar mantan Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), Dr Tom Frieden.

Di sisi lain, ahli epidemiologi sekaligus spesialis penyakit menular di Stanford Medicine Dr Yvonne Maldonado bersama para ahli di lembaga federal, akademisi, serta pemimpin kesehatan masyarakat telah meneliti apa yang akan terjadi selama pandemi Covid-19 di tahun ini.

Baca juga: Vaksin Booster, Bisakah Mengakhiri Pandemi Covid-19? Ini Kata Ahli

Maldonado mengungkapkan, bahwa timnya masih belum mengetahui secara pasti apa yang akan terjadi, lantaran kemunculan varian Omicron yang sangat cepat menular.

"Tak satu pun dari kami yang benar-benar bisa mengantisipasi Omicron," kata Maldonado seperti dilansir dari CNN, Minggu (23/1/2022).

Gelombang Omicron, dikatakan ahli tampaknya sudah mencapai puncaknya di beberapa wilayah di AS, meski masih meningkat di daerah lain seperti Georgia di mana tenaga medis mulai kewalahan dengan pasien yang dirawat.

Misalnya, data dari Johns Hopkins University menunjukkan kasus Covid-19 di Amerika Serikat turun setidaknya 10 persen pada Kamis (20/1/2022), dibandingkan dengan pekan lalu di 14 negara bagian, sedangkan kasus infeksi naik setidaknya 10 persen di 26 negara bagian lainnya selama lonjakan Omicron.

Para ahli penyakit menular pun telah melihat adanya harapan ketika mengamati data dari Afrika Selatan.

Kendati sejak ditemukannya Omicron di Afrika Selatan kasus infeksinya naik tajam, tetapi kasus ini juga turun dengan cepat. Kondisi tersebut yang menurut ahli akan terjadi di banyak negara.

"Ini akan terjadi sekitar pertengahan Februari sebelum kita mulai benar-benar melihat bahwa segala sesuatunya menjadi lebih baik," kata Dr John Swartzberg, ahli penyakit menular dan vaksinologi sekaligus profesor dari Berkeley's School of Public Health di University of California.

Swartzberg yakin bahwa sekitar bulan Maret nanti akan terjadi penurunan jumlah kasus Covid-19 yang signifikan. Hal ini menurut dia, dibuktikan dengan imunitas dari vaksin dalam populasi serta kekebalan yang dibentuk akibat infeksi virus corona itu sendiri.

"Secara umum, tingkat kekebalan dalam populasi kita akan jauh lebih tinggi daripada saat terjadinya pandemi Omicron, dan itu akan membantu kita tidak hanya dengan Omicron dan Delta, tetapi juga akan membantu kita menghadapi varian baru apa pun," terang Swartzberg.

Dia menambahkan, obat Covid-19 yang saat ini sudah tersedia juga berperan karena virus corona mungkin tidak akan pernah hilang sepenuhnya.

Baca juga: Orang yang Terinfeksi Omicron Bisa Menyebarkan Virus hingga 10 Hari

Halaman:
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com