Kendati demikian, skenario ini mungkin lebih sulit terjadi lantaran kekebalan tubuh mulai berkembang setelah infeksi Covid-19 pertama.
"Ini mungkin lebih sulit terjadi seiring berjalannya waktu, karena sistem kekebalan tubuh Anda mulai meningkat," ucapnya.
Di sisi lain, Russo berkata koinfeksi juga pernah terjadi sebelumnya. Artinya, Covid-19 bukan satu-satunya penyakit yang bisa menyebabkan dua infeksi sekaligus.
"Itu bisa terjadi dengan infeksi lain, termasuk flu," kata Dr Russo.
Mengetahui koinfeksi varian Omicron dan Delta
Dokter Russo berkata bahwa cukup sulit untuk mengetahui apakah kita telah mengalami infeksi dua varian Delta dan Omicron.
Baca juga: Ketahui Gejala Omicron yang Sering Muncul dan Cara Mencegah Penularannya
Pasalnya, rapid test maupun PCR yang tersedia saat ini tidak melakukan pengurutan genom yang bisa mengidentifikasi varian virus corona pada manusia.
"Pengurutan genom benar-benar masih dalam pengawasan dan penelitian saat ini. Akan sangat sulit bagi dokter untuk melakukannya," imbuhnya.
Bahkan, di Amerika Serikat saat ini pengurutan genom hanya dilakukan dalam situasi tertentu.
Sementara, direktur Divisi Mikrobiologi Klinik Mayo Clinic dr Bobbi Pritt berujar bahwa seseorang tidak perlu benar-benar mengetahui varian Covid-19 yang dimilikinya karena tidak memengaruhi pengobatan.
Selain itu, gejala yang muncul juga tidak akan bisa memberi tahu varian apa yang Anda miliki.
Russo berpendapat vaksinasi Covid-19 bisa menurunkan risiko infeksi varian apapun, termasuk koinfeksi atau infeksi varian Delta dan Omicron.
Baca juga: Gelombang Omicron Diprediksi Puncaknya Februari hingga Maret 2022, Apa yang Perlu Dilakukan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.