Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/01/2022, 12:30 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.com - Fenomena aphelion sering disebut sebagai penyebab cuaca di Bumi terasa dingin. Benarkah demikian? Apa sebenarnya fenomena aphelion itu?

Fenomena aphelion

Fenomena aphelion adalah waktu ketika orbit dari sebuah planet, komet, atau benda langit lainnya berada di titik paling jauh dari Matahari. Bumi juga memiliki titik aphelion yang terjadi setiap awal Juli. Jarak aphelion Bumi adalah 4.800.000 kilometer dari Matahari.

Sebaliknya, terdapat juga fenomena dimana benda langit berada di titik orbit terdekat dari Matahari. Fenomena ini disebut dengan perihelion. Perihelion Bumi terjadi pada awal Januari. Hal tersebut terjadi karena bentuk orbit planet yang berbentuk elips.

Pengaruh aphelion terhadap Bumi

Banyak yang beranggapan bahwa aphelion berpengaruh membuat cuaca di Bumi berubah. Ketika Bumi pada titik aphelion maka Bumi akan menjadi lebih dingin, dan begitu juga sebaliknya. Ternyata anggapan ini adalah salah.

Dilansir dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), posisi Bumi yang berada di titik terjauh dari Bumi tidak akan berpengaruh pada suhu maupun panas yang diterima Bumi. Begitu pula cuaca di Bumi tidak akan terjadi perubahan yang berarti.

Baca juga: Penyebab Cuaca Dingin Belakangan Ini Bukan Aphelion, Ini Kata BMKG

Menurut University of Southern Maine, pengaruh dari aphelion terhadap Bumi adalah durasi dari musim. Aphelion terjadi ketika terjadi musim panas dan durasi musim panas terjadi 92 hari. Sedangkan perihelion terjadi pada musim dingin dan durasi musim dingin adalah 89 hari.

Justru ketika titik aphelion, Bumi terasa lebih hangat dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Hal ini bukan karena aphelion atau perihelion. Cuaca Bumi lebih banyak dipengaruhi oleh kemiringan poros Bumi terhadap axis.

Ketika aphelion, poros utara Bumi miring 23,5 derajat ke arah Matahari. Bumi di atas garis ekuator memiliki lebih banyak daratan dibandingkan lautan. Pada posisi ini, suhu Bumi bisa meningkat dengan rata-rata hingga 2,3 derajat Celsius dibandingkan ketika Bumi di titik perihelion.

Banyaknya daratan pada bagian utara Bumi menyebabkan suhu Bumi meningkat karena daratan memiliki kemampuan menyerap panas yang lebih rendah daripada laut. Itulah sebabnya, pada saat bagian utara Bumi miring ke arah Matahari, Bumi terasa lebih hangat.

Sebaliknya, ketika perihelion, poros Bumi yang menghadap ke Matahari adalah bagian selatan yang memiliki lebih banyak lautan dibanding daratan. Lautan akan menyerap panas Matahari lebih banyak dan justru membuat suhu Bumi lebih sedikit lebih dingin.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com