Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mungkinkah Infeksi Omicron dan Delta Terjadi Bersamaan? Ini Kata Pakar

KOMPAS.com - Di tengah dominasi varian Delta, varian Omicron terus menyebar dengan cepat ke banyak negara di dunia, termasuk di Indonesia. Namun, mungkinkah orang dapat terinfeksi kedua varian virus corona ini secara bersamaan?

Total kasus Omicron di Indonesia menurut laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI hinga Kamis (20/1/2022) mencapai 1.078 kasus.

Walaupun gejala Omicron cenderung lebih ringan dibandingkan varian Delta, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa varian ini lebih mudah menular.

Kini, varian Omicron menjadi strain Covid-19 yang mendominasi di Amerika, inggris, Australia, serta Meksiko.

Di tengah lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Delta dan Omicron di berbagai negara, akhirnya memunculkan pertanyaan apakah seseorang bisa terinfeksi dua varian virus corona secara bersamaan?

Berdasarkan makalah studi yang dipresentasikan di European Congress of Clinical Microbiology & Infectious Diseases beberapa waktu lalu, telah menemukan kasus koinfeksi atau infeksi gabungan dari dua varian virus corona.

Dilansir dari Health, Kamis (13/1/2022) para ahli mengatakan meskipun koinfeksi jarang terjadi, namun ada beberapa kasus infeksi dua varian virus corona yang telah dilaporkan.

Terkait kemungkinan infeksi varian Omicron dan Delta, dalam presentasinya, ahli membeberkan seorang pasien wanita berusia 90 tahun di Belgia terpapar Covid-19 varian Alpha dan Beta. Pasien tersebut sebelumnya dirawat di rumah sakit, kemudian meninggal.

Sementara itu, laporan ilmiah lain yang telah dipublikasikan dalam jurnal Virus Research pada April 2021 menemukan dua pasien berusia 30 tahun-an di Brasil yang terinfeksi varian P.2 dan Gamma pada November 2020 lalu.

Kedua pasien tersebut hanya mengalami gejala ringan seperti batuk kering, sakit tenggorokan maupun sakit kepala.

Kendati belum ada laporan resmi terkait koinfeksi varian Delta dan varian Omicron, ahli mengatakan kondisi itu bisa saja terjadi.

"Ini sangat mungkin (terjadi koinfeksi dari varian Delta dan Omicron) dilihat dari sudut pandang molekuler," kata pakar penyakit menular di University at Buffalo, dr Thomas Russo.

Pakar penyakit menular dari Johns Hopkins Center for Health Security, dr Amesh A Adalja pun mengungkapkan hal yang senada. Menurutnya, koinfeksi dengan dua jenis virus Covid-19, misal infeksi varian Delta dan Omicron, dapat terjadi.

"Secara biologis, ya (bisa terjadi koinfeksi), mungkin saja terinfeksi varian Omicron dan Delta sekaligus," terang Adalja.

Penyebab koinfeksi virus corona Delta dan Omicron

Untuk diketahui, tiga kasus infeksi dua varian virus corona yang telah disebutkan tersebut sejauh ini belum memiliki bukti terkait penyebab infeksi virus bersamaan.

Akan tetapi, Russo menjelaskan bagaimana dua varian virus dapat menginfeksi manusia secara bersamaan.

Misalnya, apabila seseorang terpapar varian Omicron berada dalam satu ruangan dengan orang yang terinfeksi varian Delta, maka virus akan disebarkan melalui udara. Sehingga seseorang akan terpapar dua varian virus tersebut.

Hal ini menurutnya bisa terjadi karena varian Omicron menginfeksi beberapa sel, kemudian varian Delta menginfeksi sel lainnya.

"Setiap kali virus memasuki tubuh, partikelnya tidak akan mengikat setiap sel. Jadi dalam koinfeksi, jenis virus yang berbeda dapat mengikat sel yang berbeda pada waktu yang sama," jelas Russo.

Dia menambahkan, bahwa seseorang bisa saja terinfeksi lebih banyak varian Delta daripada Omicron, maupun sebaliknya.

Di samping itu, tak hanya bisa terinfeksi varian Delta dan Omicron, bahkan Adalja menuturkan bahwa manusia juga bisa tertular kedua strain secara berturut-turut.

Kendati demikian, skenario ini mungkin lebih sulit terjadi lantaran kekebalan tubuh mulai berkembang setelah infeksi Covid-19 pertama.

"Ini mungkin lebih sulit terjadi seiring berjalannya waktu, karena sistem kekebalan tubuh Anda mulai meningkat," ucapnya.

Di sisi lain, Russo berkata koinfeksi juga pernah terjadi sebelumnya. Artinya, Covid-19 bukan satu-satunya penyakit yang bisa menyebabkan dua infeksi sekaligus.

"Itu bisa terjadi dengan infeksi lain, termasuk flu," kata Dr Russo.

Mengetahui koinfeksi varian Omicron dan Delta

Dokter Russo berkata bahwa cukup sulit untuk mengetahui apakah kita telah mengalami infeksi dua varian Delta dan Omicron.

Pasalnya, rapid test maupun PCR yang tersedia saat ini tidak melakukan pengurutan genom yang bisa mengidentifikasi varian virus corona pada manusia.

"Pengurutan genom benar-benar masih dalam pengawasan dan penelitian saat ini. Akan sangat sulit bagi dokter untuk melakukannya," imbuhnya.

Bahkan, di Amerika Serikat saat ini pengurutan genom hanya dilakukan dalam situasi tertentu.

Sementara, direktur Divisi Mikrobiologi Klinik Mayo Clinic dr Bobbi Pritt berujar bahwa seseorang tidak perlu benar-benar mengetahui varian Covid-19 yang dimilikinya karena tidak memengaruhi pengobatan.

Selain itu, gejala yang muncul juga tidak akan bisa memberi tahu varian apa yang Anda miliki.

Russo berpendapat vaksinasi Covid-19 bisa menurunkan risiko infeksi varian apapun, termasuk koinfeksi atau infeksi varian Delta dan Omicron.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/01/21/172100123/mungkinkah-infeksi-omicron-dan-delta-terjadi-bersamaan-ini-kata-pakar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke