Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Indonesia Sering Terjadi Gempa Bumi? Ahli Jelaskan

Kompas.com - 17/01/2022, 17:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gempa bumi masih terus terjadi di tanah air. Banyak orang bertanya-tanya, kenapa Indonesia sering terjadi gempa bumi?

Gayatri Indah Marliyani, pakar Tektonik Aktif Geologi Gempa Bumi dari Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) UGM mengatakan, di Indonesia gempa bumi memang masih akan sering terjadi.

Hal ini dikarenakan letak negara Indonesia secara geografis yang mendukung potensi kemunculan peristiwa ini terjadi.

"Indonesia sering terjadi gempa, karena posisi Indonesia berada pada daerah pertemuan batas lempeng," kata Gayatri kepada Kompas.com, Senin (17/1/2022).

Baca juga: Gempa Sukabumi Hari Ini dan Gempa Banten, Apakah Berkaitan? Ini Penjelasan Ahli

Lempeng bumi juga dikenal dengan sebutan lempeng tektonik. Daerah perbatasan lempeng-lempeng tektonik, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempa bumi, gunung berapi, dan pembentukan daratan tinggi.

"Pertemuan lempeng di wilayah Indonesia tergolong yang paling aktif di dunia, sehingga memang kawasan Indonesia rawan terhadap bencana gempa bumi," ujarnya.

Lempeng tektonik

Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang yang mengapung diatas astenosfer yang cair dan panas, dan ini merupakan lapisan paling luar bumi.

Oleh karena itu, maka lempeng tektonik ini bebas untuk bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain.

Gayatri menjelaskan, lapisan paling luar bumi ini sifatnya getas atau rigid dan terpecah-pecah menjadi bagian terpisah yang bergerak dengan arah dan kecepatan yang bervariasi.

Sehingga, area di mana lempeng-lempeng bumi ini berinteraksi, tekanannya sangat kuat, akibatnya batuan di sekitarnya mengalami deformasi, yang ditandai dengan kejadian gempa.

BMKG juga menyampaikan bahwa jika dua lempeng bertemu pada suatu sesar, keduanya dapat bergerak saling menjauhi, saling mendekati atau saling bergeser.

Umumnya, gerakan ini berlangsung lambat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia, namun terukur sebesar 0-15 cm pertahun.

Kadang-kadang, gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus. Sampai pada suatu saat, batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut, sehingga terjadi pelepasan mendadak, yang kita kenal sebagai gempa bumi.

Baca juga: Gempa Sukabumi Hari Ini dan Gempa Banten, Apakah Berkaitan? Ini Penjelasan Ahli

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com