Hal ini bahkan juga dilakukan oleh beberapa public figure, termasuk Najwa Shihab dan Sri Mulyani dalam akun YouTube Najwa Shihab dengan judul SMI Buka-bukaan tentang DPR hingga Pilpres.
Ketika Sri Mulyani menyinggung Najwa Shihab yang rehat dari program Mata Najwa ketika itu, Najwa pun langsung menjawab, bahwa dia tidak berhenti, hanya sedang ada jeda dari aktivitas dan kegiatannya di program tersebut.
Lebih lanjut dalam percakapan tersebut, Sri Mulayani menanggapinya dengan menggunakan gabungan dua bahasa.
"Biasanya ada fresh perspective sesudah ada distance," ujar Sri Mulyani.
Baca juga: Mengapa Nama Ilmiah Menggunakan Bahasa Latin?
Dalam percakapan Najwa Shihab dan Sri Mulyani saat itu, ada banyak sekali pencampuran bahasa atau bilingual yang dipraktikkan oleh keduanya, dari awal pertemuan hingga akhir dokumentasi.
Sehingga, satu-dua kata yang disebutkan dalam bahasa Inggris itu, justru memiliki makna yang lebih pas dengan maksud yang ingin disampaikan masing-masing.
Artinya, komunikasi dengan bilingual tidak seburuk yang dipikirkan, dan tidak berlebihan jika maksud dan penempatan bahasa asing dalam kalimatnya memang sesuai.
Kadang satu atau dua kata asing yang digunakan dalam kalimat, terada lebih pas untuk menekankan inti dari apa yang ingin disampaikan penutur.
Sebab, bisa jadi jika kalimat yang digunakan adalah bahasa Indonesia dalam kalimat yang ingin disampaikan, makna atau maksudnya akan terdengar kurang pas.
Selain itu, penggunaan banyak bahasa dalam sekali bicara juga akan membantu daya ingat, kreativitas, dan kepandaian penuturnya.
Baca juga: Ramai Berbicara Bahasa Campur, Kapan Bilingual Mulai Digunakan di Indonesia?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.